Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Kebiasaan buruk Dustin Poirier saat dihabisi Islam Makhachev, jadi topik pembicaraan mantan juara UFC, TJ Dillashaw.
Kebiasaan buruk tersebut tidak hanya muncul pada duel yang mentas pada awal Juni kemarin saja.
Beberapa kali The Diamond melakukan hal yang sama.
Poirier disebut sering mengangkat celananya saat sedang bertarung.
Menurut Dillashaw, kebiasaan ini tidak boleh dilakukan saat bertarung.
Dengan mengangkat celananya, maka tangan petarung tidak dalam posisi bertahan yang bagus yakni melindungi kepala.
Sang mantan juara tahu persis tentang bahayanya kebiasaan tersebut.
Pasalnya dahulu dia juga sering melakukannya.
"Saya biasanya juga menggunakan celana yang agak lebar," beber Dillashaw, dilansir Juara.net dari MMANews.com.
Baca Juga: Curhat Dana White soal Mundurnya Khamzat Chimaev dari UFC Saudi Arabia
"Saya punya masalah soal menggerakan kaki saya ke depan."
"Setelah itu, saya berhenti menggunakan celana."
"Saya mulai menggunakan celana yang lebih ketat jadi saya tidak bisa menarik-nariknya."
"Karena Anda bisa melihat sendiri, tangan Anda jadi ke bawah saat mengangkat celana ke atas."
"Itu adalah kebiasaan," imbuhnya.
Membahas hal tersebut bersama Dillashaw, eks juara UFC lainnya, Quinton Jackson juga merasa kebiasaan itu salah.
Pensiunan petarung yang tersohor miliki jurus bantingan ngeri ini bahkan merasa pede bakal menang jika musuh terlalu fokus pada celananya.
"Melihat dia melakukan itu sungguh mengganggu saya," terangnya.
Baca Juga: Habisi Frank Martin, Gervonta Davis Langsung Incar Korban-korban Selanjutnya
"Sebab jika saya melawan musuh dan menarik-narik celananya, maka saya yakin bisa mengalahkannya," imbuh Jackson.
Terlepas dari hal itu, kekalahan atas Makhachev membuat rekor Poirier kembali memburuk.
Sebelumnya dia baru saja mengantongi kemenangan penting.
The Diamond mengalahkan petarung yang digadang-gadang jadi darah segar baru di kelas ringan, Beniot Saint-Dennis.
Sekarang, dia hanya bisa menunggu takdir pilihan UFC sebagai calon lawan selanjutnya.