Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Poin-poin Penting
JUARA.NET - Viktor Axelsen mengaku merasa seperti raja di lapangan setelah mempertahankan gelar bulu tangkis Olimpiade di hadapan raja negaranya sendiri.
Didukung oleh penonton yang vokal di La Chapelle Arena, Paris, Senin (5/8/2024) malam WIB, dan disaksikan oleh Raja Denmark Frederik X, Axelsen menghancurkan juara dunia Kunlavut Vitidsarn dari Thailand 21-11 21-11 dalam 52 menit.
Petenis Denmark bertubuh kurus itu menjadi pemain pertama yang mempertahankan gelar tunggal putra Olimpiade sejak legenda China Lin Dan, yang menang pada tahun 2008 dan 2012.
Axelsen mengatakan kemenangan di Paris sangat berarti lebih dibanding medali emas pertamanya di Olimpiade Tokyo 2020.
Alasannya, kala itu dia meraih gelar di venue yang sebagian besar kosong karena pembatasan Covid-19.
"Perasaan ini sekarang sangat berarti bagi saya karena istri saya dan kedua putri kami berada di tribun penonton," kata pemain berusia 30 tahun itu.
"Saya sangat bangga bisa tampil di hadapan raja Denmark. Saya baru saja berada di bulan sekarang."
"Hari ini saya merasa seperti raja di istana," tambahnya.
Selain dua emas di Tokyo dan Paris itu, Axelsen juga memenangkan perunggu di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Prestasi itu memberinya perolehan medali Olimpiade yang lebih besar daripada Lin Dan dengan hanya 2 emas.
Namun, Axelsen justru menepis anggapan bahwa dia telah mencapai level yang sama dengan pemain China tersebut.
Axelsen bahkan menyebut legenda berusia 40 tahun itu sebagai pemain terhebat sepanjang masa atau the greatest of all time (GOAT).
"Bagi saya dia adalah GOAT dan saya sangat senang dan bangga, dalam istilah Olimpiade, berada di level yang sama," kata Axelsen tentang Lin Dan, yang juga hadir di arena.
"Bahkan di mata saya, dia tetap sebagai pemain terbaik yang pernah ada."
Terobosan Thailand
Sementara itu, meski hanya meraih perak, Kunlavut sangat puas.
Perak Kunlavut adalah medali Olimpiade pertama Thailand di bidang bulu tangkis.
Itu juga merupakan medali pertama mereka di Olimpiade Paris 2024.
Baca Juga: Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024 - Filipina Tambah Emas, Indonesia Melorot tapi Jangan Lemas
Kunlavut, yang menjadi unggulan kedelapan, jauh di bawah Axelsen sebagai unggulan kedua, mengungkapkan pemain Denmark itu "sangat sulit untuk dilawan".
"Semua yang dia lakukan sangat bagus, tetapi bagi saya tidak apa-apa," kata pemain berusia 23 tahun itu.
"Ini pertama kalinya saya di Olimpiade dan saya mencapai final, jadi saya sangat senang," imbuhnya.
Dalam final tunggal putra kemarin, Kunlavut sebenarnya membuat awal yang baik, tetapi Axelsen segera menyesuaikan ritmenya dan membangun keunggulan di game pertama.
Dia menutupnya dalam 24 menit, mengangkat tangannya meminta maaf setelah memenangi pertandingan dengan smes yang membentur net.
Axelsen kembali tak terhentikan pada game kedua, melepaskan seluruh kekuatan tubuhnya yang berukuran 1,94 meter untuk menghasilkan pukulan smes.
Setelah meraih gelar tunggal putra, dia mengambil bendera Denmark dan mengitari arena.
"Sejujurnya saya bahkan tidak tahu bagaimana saya ingin merayakan kemenangan karena saya begitu fokus untuk menang," ungkap Axelsen.
"Saya sangat fokus untuk tetap tenang dan memainkan pukulan yang tepat."
Sebelum final Axelsen versus Kunlavut itu, Lee Zii Jia dari Malaysia meraih perunggu setelah mengalahkan Lakshya Sen dari India 13-21 21-16 21-11.
Keberhasilan Zii Jia itu merupakan perunggu kedua bagi Malaysia setelah persembahan ganda putra Aaron Chia/Soj Wooi Yik.
Di cabang olahraga bulu tangkis ini, China menduduki puncak perolehan medali untuk Olimpiade ketujuh berturut-turut dengan 2 emas dari ganda campuran dan ganda putri.
Taiwan menjuarai ganda putra lewat Lee Yang/Wang Chi-lin.
An Se-young dari Korea Selatan meraih emas di tunggal putri.