Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Ganda putri Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida membeberkan komentar soal perjuangan mereka di Olimpiade Paris 2024.
Mereka berdua sukses membawa pulang medali perunggu.
Peluang pasangan Negeri Sakura ini untuk menggondol medali emas buyar pada babak semifinal.
Ganda putri China, Liu Sheng Shu/Tan Ning terlalu kuat bagi keduanya.
Di partai perebutan tempat ketiga, mereka menundukkan Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dengan skor kembar 21-11 dan 21-11.
Membahas pesta olahraga empat tahunan ini, Shida merasa dirinya dan Matsuyama naik level.
Biasanya, mereka akan merasa belum melakukan yang terbaik saat kalah.
Rasa semacam itu diakuinya tak lagi dirasakan.
"Di pertandingan kami memang kalah," ucap Shida, dilansir Juara.net dari Badspi.jp.
Baca Juga: Bukan Pasangan Indonesia, Murid Rexy Mainaky Sibak Musuh Paling Menyulitkan
"Ada saat di mana kami berpikir: 'Kami harusnya bisa memenangkan pertandingan tersebut'."
"Pada akhirnya kami harus menerimanya sebab kami sudah mengerahkan segalanya."
"Hingga saat ini, saat bertanding di turnamen yang besar, saya merasa frustrasi karena terlalu banyak berpikir dan tekanan yang besar."
"Untuk turnamen kali ini, saya merasa sudah mengerahkan segalanya."
"Saya pikir kami sudah menunjukkan bahwa kami telah tumbuh."
"Itu karena kami bisa melalui pertandingan yang membuat frustrasi, tetapi tidak punya penyesalan."
"Bagi saya sendiri, saya merasa seperti sudah keluar dari cangkang itu," imbuhnya.
Matsuyama sendiri juga menyoroti kekalahan mereka atas Liu/Tan.
Sepanjang pertandingan semifinal tersebut, keduanya dipaksa bertahan oleh lawan.
Menariknya, ada pelajaran berharga yang dia dapatkan di balik kekalahan tersebut.
"Pada semifinal, lawan begitu sulit," kenang Matsuyama.
"Kami hanya harus bertahan dalam pertandingan tersebut."
"Saya pikir kami sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya."
"Tetapi, saya juga berpikir apakah kami bisa melakukan yang lebih baik lagi."
"Itu adalah pertandingan yang membuat saya merasa harus berlatih menghentikan bola dan menekan."
"Harus diakui mereka adalah pemain yang lebih baik saat itu," tambahnya.