Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Titik kekuatan Enea Bastianini yang bisa membahayakan Francesco Bagnaia dan Jorge Martin terkuak.
Pembalap berjulukan La Bestia itu membuat gebrakan pada seri Inggris kemarin (2-4/8/2024).
Sepasang podium pertama dia kawinkan yakni di balapan utama dan juga sprint.
Hasil luar biasa ini membuatnya kembali kencang diperbincangkan.
Belakangan Sylvain Guintoli hingga Neil Hogdson membahas pesona dari Bastianini.
Keduanya menguak sumber kekuatan pembalap yang bisa mengacaukan persaingan Bagnaia dan Martin sebagai calon juara tersebut.
Guintoli membahas soal kecepatan joki asal Italia itu jika sepeda motornya sudah ringan.
Kondisi ini benar-benar menjadi pembeda pada seri Inggris kemarin.
Martin yang berada di belakangnya saja kesulitan untuk mengejar.
Baca Juga: Hal Ini Bikin Bos Gresini Racing Terkaget-kaget soal Marc Marquez
"Dia tahu cara membuat balapan itu berjalan untuknya," bedah Sylvain Guintoli, dilansir Juara.net dari Crash.net.
"Pada awal balapan, dia nampak kesulitan karena tangki bahan bakar masih penuh. Saat sepeda motor jadi lebih ringan, waktu putarannya jadi lebih cepat.
"Dari sanalah dia mulai membuat pembeda. Saat menggunakan sepeda motor yang lebih ringan serta ban yang sudah lama, dia begitu cepat dan efisien."
"Dia (Martin) sama sekali tidak bisa mengejar," tambahnya.
Sementara itu, Hodgson menyoroti kemampuan gila Bastianini dalam mengatur ban.
La Bestia bahkan digadang-gadang sebagai pembalap dengan kemampuan menjaga ban terbaik.
"Dia punya kemampuan spesial yakni dalam manajemen ban," ucapnya.
"Kita lihat pembalap lain mengangkat sepeda motor mereka."
Baca Juga: Bos Ducati Beberkan Akar Penyebab Timnya Pakai Lebih Sedikit Sepeda Motor di MotoGP 2025
"Dia bukannya tidak melakukan hal itu, dia melakukannya lebih dari itu."
"Yang dia lakukan, dia sudah melakukannya saat awal balapan."
"Saat keluar tikungan, dia segera mengangkat bannya. Menjauhkan sisi tepi ban dengan lintasan secepat mungkin."
"Kemampuan ini membuatnya kuat pada tiga per empat dari balapan."
"Saat daya cengkeram sisi ban pembalap lain habis, dia masih punya 10 persen atau mungkin 20 persen."
"Dengan begitu, dia terus bisa mencatatkan waktu yang konsisten sampai balapan selesai."
"Dia sungguh hebat dalam melakukan hal itu, bisa dibilang yang terbaik," imbuhnya.