Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Juara kelas welter UFC, Belal Muhammad, disebut cuma jago mendapatkan kemenangan lewat keputusan juri sehingga tidak pantas menduduki takhta.
Muhammad menjadi juara kelas welter setelah mengalahkan Leon Edwards di UFC 304 pada 27 Juli lalu.
Jagoan berjulukan Remember the Name itu merebut titel setelah sebelumnya tak terkalahkan dalam 10 penampilan.
Namun, 7 kemenangan dalam 10 laga tersebut hanya didapatkan petarung Amerika Serikat berdarah Palestina itu lewat keputusan juri.
Faktanya, Belal Muhammad memang lebih banyak menang angka sepanjang kariernya.
Dengan rekor 24 kali menang, 3 kali kalah, 1 kali no contest, jagoan kelahiran 9 Juli 1988 itu tercatat 18 kali menang angka.
Gaya bertarung itu membuat Muhammad kurang populer di mata penggemar bahkan buat para pengambil keputusan di UFC.
Organisasi pimpinan Dana White itu sempat kelihatan ogah-ogahan memberikan laga perebutan gelar kepada Muhammad.
Tentu saja pertimbangannya adalah kekhawatiran pertarungan jadi tidak berjalan spektakuler dan memuaskan penggemar.
Benar saja, duel Muhammad dan Edwards di UFC 304 lagi-lagi hanya berakhir lewat keputusan juri.
Walaupun Muhammad mendominasi Edwards dalam gulat, White kelihatan tidak terlalu terkesan.
Bukan rahasia lagi bahwa penggemar UFC memang lebih mengapresiasi petarung yang sering menang lewat KO atau kuncian atas lawan-lawannya.
Terbukti jagoan seperti Khamzat Chimaev serta Alex Pereira dengan cepat populer dan menjadi bintang UFC.
Kondisi Belal Muhammad itu yang kemudian dianggap merugikan kelas welter UFC.
Divisi tersebut dipandang perlu memiliki sosok juara yang lebih spektakuler daripada petarung bertinggi badan 178 cm itu.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh penantang ranking 3 di kelas welter UFC, Shavkat Rakhmonov.
Jagoan asal Kazakstan ini kebetulan adalah figur yang sangat menghibur penggemar UFC jika melihat rekor bertarungnya.
Rakhmonov selalu menang dalam 18 laga selama karier profesional.
Jumlah itu termasuk 6 kemenangan beruntun di oktagon UFC.
Hebatnya, jagoan berjulukan Nomad ini tidak pernah membutuhkan keputusan juri.
Semua kemenangannya berakhir dengan kuncian atau KO.
Dalam 3 penampilan terakhir, petarung berusia 29 tahun ini menghadapi jagoan-jagoan elite di kelas welter UFC yakni Neil Magny, Geoff Neal, dan Stephen Thompson.
Rakhmonov selalu berhasil mengunci lawan-lawannya itu.
Karenanya, dia lantas menyebut Muhammad tidak pantas menjadi juara di kelas welter UFC.
"Belal Muhammad adalah mesin pencari kemenangan lewat keputusan juri," tulis Rakhmonov di media sosial.
"Dia tidak punya kemenangan KO."
"Divisi kami layak mendapatkan juara yang lebih baik," pungkasnya.
Shavkat Rakhmonov sudah mengajukan diri untuk menjadi lawan berikutnya bagi Muhammad.
Namun, sang juara masih belum mau meladeninya.
Muhammad malah merasa laga melawan mantan juara sekaligus penantang ranking 2, Kamaru Usman, lebih menarik daripada menghadapi Rakhmonov.