Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Penguasa baru kelas bantam UFC, Merab Dvalishvili diramal bakal lengser gara-gara sepupu Khabib Nurmagomedov, Umar Nurmagomedov.
Petarung asal Georgia itu resmi berkuasa setelah hajatan tarung yang mentas Sabtu di Amerika Serikat atau Minggu (15/9/2024) waktu Indonesia.
Dia menjadi juara baru kelas bantam setelah mengalahkan raja terdahulu, Sean O'Malley.
Pertarungan mereka berlangsung lima ronde penuh.
Dvalishvili dinilai menang mutlak atas lawannya dan berhak membawa pulang sabuk kelas bantam.
Menariknya, kekuasaan petarung berjulukan Si Mesin ini diramal bakal buyar karena Umar Nurmagomedov.
Sepupu Khabib itu bahkan dinilai punya peluang besar untuk memenangkan pertarungan yakni 90 persen.
Meski sudah memunculkan prediksi, pertarungan dua jagoan ini masih tahap wacana.
Nurmagomedov sendiri tentu sudah layak mendapatkan pertarungan perebutan gelar berkat ranking dan kemenangan terakhirnya yakni dari Cory Sandhagen.
"Saya pikir Umar bakal dengan mudah mengatasi Dvalishvili," bebernya, dilansir Juara.net dari Sport-Express.ru.
Baca Juga: Hasil UFC 306 - Diawali Aksi Meroda, Sean O'Malley Ambyar Sabuk Juaranya Direbut Merab Dvalishvili
"Jurus gulatnya lebih bagus..."
"Di satu sisi, jurus striking-nya juga lebih ciamik."
"Basis pertarungan amatirnya jauh lebih banyak darinya."
"Saya sendiri memprediksi 90 berbanding 10 untuk kemenangan Umar."
"Dia bakal dengan mudah memenangkan bentrokan tersebut," sambung Sarnavsky.
Sementara itu, bumbu-bumbu perang dingin mulai mencuat di antara kedua petarung.
Dvalishvili membuat klaim mengejutkan soal Nurmagomedov selepas bertarung lawan O'Malley.
Dia menyebut sepupu Khabib tersebut bukanlah orang Rusia tetap Dagestan.
Baca Juga: Hasil UFC 306 - Berubah Jadi Pegulat, Valentina Shevchenko Rebut Sabuk dari Alexa Grasso
"Umar bukan berasa dari Rusia," tuturnya.
"Dia berasal dari Dagestan tetapi masih merepresentasikan diri sebagai Rusia."
"Saya menghormati orang-orang Dagestan."
"Saya tegaskan bahwa saya menghormati seluruh orang darimana pun mereka berasal."
"Tetapi, pertarungan dengannya tidak akan sama rasanya seperti melawan Petr Yan," imbuh Dvalishvili.