Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Canelo Alvarez memberkan reaksi menarik usai kalahkan petinju tak terkalahkan, Edgar Berlanga.
Raja tinju kelas menengah super versi WBA, WBC, dan WBO itu jalani pertarungan yang digelar Sabtu (14/9/2024) di Las Vegas atau Minggu waktu Indonesia.
Kemenangan perhitungan angka mutlak berhasil diamankan pria bernama asli Saul Alvarez tersebut.
Dia sempat membuat lawannya terjatuh pada ronde ketiga.
Namun, momen ini tak kemudian membuat Berlanga menyerah.
Selepas duel, Alvarez segera menyampaikan isi hatinya.
Petinju asal Meksiko tersebut begitu senang karena bisa membungkam sentimen-sentimen yang sempat beredar.
Seperti yang diketahui, dia diklaim pilih-pilih lawan dan tak mau melawan petinju muda.
"Sekarang, apa yang akan mereka katakan?" ungkap Alvarez di atas ring selepas duel, dilansir Juara.net dari transkrip Boxingscene.com.
Baca Juga: Sepupu Khabib Terlalu Ngeri, Raja Baru UFC Diklaim 90 Persen Berakhir Ngenes
"Mereka bilang saya takkan pernah melawan petinju yang muda."
"Mereka bisanya cuma bicara."
"Sementara itu, saya di sini melakukan tugas saya sebagai petinju terbaik di dunia," sambungnya.
Di balik rasa senang tersebut, ternyata juga terselip kejengkelan dalam diri Alvarez.
Dia mengaku sempat dongkol karena strategi sundulan kepala Berlanga.
Namun, dia bisa tetap menjaga fokus dan tak terpancing emosi lebih jauh lagi.
"Saya sedikit marah dengan taktik dia," ujarnya.
"Tetapi, saya orang Meksiko, sobat..."
Baca Juga: Hasil UFC 306 - Diawali Aksi Meroda, Sean O'Malley Ambyar Sabuk Juaranya Direbut Merab Dvalishvili
"Saya merasa puas, saya merasa bagus. Saya melakukan apa yang harus dilakukan."
"Saya menang, maka saya puas. Ini merupakan malam yang menyenangkan, sama seperti biasanya. Saya sungguh mencintai tinju."
"Saya bisa melihatnya sendiri dengan penampilan," tambah Alvarez.
Terlepas dari hal itu, Berlanga juga punya kebahagiaannya sendiri.
Meski kalah, petinju yang sebelumnya tak terkalahkan dalam 22 laga ini setidaknya bisa berbangga diri karena bisa menahan pukulan keras sang lawan.
"Saya sadar bahwa saya tersambar pukulan terbaiknya pada ronde ketiga," ucapnya.
"Saya kemudian bicara pada sendiri bahwa saya tidak boleh terjatuh. Jatuh, kemudian saya bisa bangkit lagi. Itu adalah pukulan terbaiknya di pertarungan tersebut."
"Saya sekarang bisa bicara dengan bangga: 'Ya, memang saya harus memakan pukulan itu. Tetapi, saya bisa kembali dan membalas dia," imbuh Berlanga.