Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Dalam sejarah hari ini 29 tahun yang lalu, legenda tinju kelas berat Muhammad Ali mengaku mengalami pengalaman hampir meninggal dunia paling dekat setelah menjalani sebuah pertarungan.
Laga yang dimaksud adalah duel ketiga Ali melawan Joe Frazier.
Pertarungan itu berlangsung pada sejarah hari ini, 1 Oktober 1975 di Filipina.
Karena lokasinya, bentrokan ini mendapatkan nama The Thrilla in Manilla.
Pada 8 Maret 1971, Frazier menjadi petinju pertama yang menorehkan kekalahan dalam karier Ali.
The Greatest membalas kekalahan itu pada 28 Januari 1974 dalam pertemuan kedua.
Duel ketiga dibuat untuk menuntaskan persaingan antara 2 legenda tinju ini.
Muhammad Ali masuk ke pertarungan bermodalkan rekor 48-2, berusia hampir 44 tahun, dan berstatus juara dunia sejati di kelas berat dengan memegang sabuk WBA serta WBC.
Di lain pihak, Joe Frazier mempunyai rekor 32-2 dan pernah menjadi juara dunia sejati pada selang 1970-1973.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Canelo Alvarez Terlalu Mudah Menangi Laga antara Sesama Raja Tinju Dunia Sejati
Sebelum pertarungan, Ali berjanji akan menghajar Frazier habis-habisan.
Namun, yang terjadi kemudian adalah sebuah duel sengit yang memaksa Ali mengeluarkan semua kemampuan dan tenaganya.
Di 5 ronde pertama, Ali menari-nari dan mendaratkan banyak jab.
Akan tetapi, Frazier terus merapat dan menyerang tubuh Ali dari jarak dekat.
Saat Ali mulai kelelahan pada ronde 6, Frazier memasukkan pukulan keras yang sempat menggoyahkan Si Mulut Besar.
Frazier ganti mendominasi ronde-ronde pertengahan.
Sayangnya bagi Frazier, dia sendiri melambat di ronde 10 sehingga Ali bisa kembali membalikkan keadaan.
Pada ronde 11, pukulan-pukulan Ali melukai wajah Frazier sampai mata sang rival membengkak.
Di ronde 12 dan 13, Ali yang tahu penglihatan lawannya terganggu terus mendaratkan serangan.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Juara Dunia Tinju Tertua Jadi Raja Sejati di Kelas Menengah
Sebuah pukulan Ali bahkan membuat pelindung mulut Frazier terlempar keluar.
Joe Frazier praktis sudah tidak melihat apa-apa di ronde 14 dengan Muhammad Ali terus mendaratkan pukulan.
Pada pergantian ronde 14 ke 15, pelatih Frazier, Eddie Futch, akhirnya meminta petinju berjulukan Smokin' itu berhenti bertarung.
Yang tidak diketahui sudut Frazier, Ali di sisi seberang sudah meminta timnya melepas sarung tangannya.
Tenaga Ali benar-benar sudah habis sehingga dia tidak mau bertarung lagi.
Pelatih Ali, Angelo Dundee, tidak mengabulkan permintaan The Greatest.
"Frazier berhenti bertarung hanya sedikit lebih cepat daripada saya. Saya pikir saya tidak sanggup bertarung lagi," kata Ali dalam biografinya saat mengenang Thrilla in Manila.
Belakangan Si Mulut Besar juga mengakui bahwa saat itu adalah momen terdekatnya mengalami pengalaman hampir meninggal dunia.
"Joe Frazier, saya akan bilang kepada seluruh dunia sekarang," kata Ali.
"Orang ini mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Saya beri tahu Anda, dia lawan yang luar biasa."
"Joe Frazier adalah petarung terhebat di dunia setelah saya," pungkas Ali.