Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Livio Suppo mengungkap pendapatnya soal sosok Jorge Martin dan pilihan Ducati.
Jorge Martin adalah salah satu pembalap potensial yang pernah dimiliki oleh tim satelit Ducati, Prima Pramac.
Pembalap asal Spanyol ini berhasil meraih gelar juara dunia pada musim 2024 mengalahkan Francesco Bagnaia.
Meski merupakan pembalap yang kemampuannya tak diragukan lagi, Ducati berakhir kehilangan Jorge Martin.
Pasalnya, Martin memilih pergi ke Aprilia setelah Ducati tak bisa memberikan kursi tim pabrikan padanya dan lebih memilih Marc Marquez untuk musim depan.
Bukan cuma sekali, Ducati sudah mengecewakan Martin sebanyak dua kali.
Sebelum kalah dengan Marquez, Martin juga kalah dari Enea Bastianini dalam persaingan perebutan kursi pabrikan di musim 2023 silam.
Baca Juga: Gara-gara Valentino Rossi, Eks Rekan Marc Marquez Rasakan Sakitnya Dicemooh di Negara Sendiri
Kini, Martin pun akhirnya memilih hengkang ke tim pabrikan Aprilia untuk musim 2025 mendatang.
Saat ditanya tentang bagaimana sosok Jorge Martin di matanya, mantan direktur marketing Ducati, Livio Suppo memberikan pujian.
Walau tak pernah mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan Martin, Suppo menilai bahwa Martin pantas mendapatkan kursi pabrikan sejak lama.
Menurutnya, Martin lebih potensial ketimbang Enea Bastianini.
Martin pun membuktikan hal tersebut dengan penampilannya di lintasan balap.
"Saya belum pernah bekerja dengannya, tapi saya sangat menyukainya."
"Dan, sejujurnya, saya pikir jika saya berada di Ducati, saya akan memilihnya pada tahun 2022 untuk musim 2023 dan 2024, karena, untuk beberapa alasan, saat itu saya sudah berpikir bahwa dia memiliki lebih banyak potensi daripada Enea."
"Hal yang baik tentang Jorge adalah dia terbukti mampu berkembang selama musim ini."
"Dia mungkin kehilangan sedikit kecepatan tahun ini, tetapi dia mendapatkan lebih banyak konsistensi."
"Lebih tepatnya, saya tidak akan mengatakan bahwa ia kehilangan kecepatan, melainkan ia belajar mengendalikannya dengan lebih baik."
"Ia membuat lebih sedikit kesalahan, tahu bagaimana memanfaatkan situasi, tetap tenang dan tidak mengambil risiko kehilangan terlalu banyak poin dengan mencoba untuk menang dengan segala cara."
"Itulah yang memberinya gelar juara."
"Yang paling saya hargai darinya adalah dia masih pembalap yang cepat, tetapi musim ini dia juga terbukti sangat konsisten dan cerdas," puji Suppo.
Terlepas dari itu, Ducati telah membuat pilihannya dan mereka akan melihat hasilnya musim depan.