Boxing Day! Itu yang kini digaungkan media massa Britania Raya dan kebanyakan Negara Persemakmuran lainnya menjalang hari Natal 25 Desember nanti. Tapi bagaimana, sih, sejarahnya? Uniknya, yang punya hari spesial itu sendiri tak tahu dengan pasti.
Ya, baik masyarakat dari Negara persemakmuran seperti Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Irlandia, tak tahu pasti sejarah hari libur yang bernama Boxing Day itu. Bahkan mereka kebanyakan tak tahu pasti kapan dimulainya peringatan hari libur, apa yang mereka rayakan, dimana asalnya, dan kenapa mereka merayakan hari libur tersebut.
Banyak versi yang menceritakan awal terjadinya hari libur yang populer di negara-negara yang tergabung di Negara persemakmuran tersebut. Salah satunya yang populer adalah bersumber dari lagu "Good King Wenceslas."
Berdasarkan dongeng-dongeng Natal yang populer di negara-negara Persemakmuran, Wenceslas, Duke (sebuah gelar yang diberikan pada anggota keluarga bangsawan yang memerintah daerah tertentu di bawah kekuasaan ratu atau raja, biasa berlaku di Prancis, Italia, Portugal, Spanyol, dan Inggris pada zaman Feodal) Bohemia, berkeliling untuk melihat daerah kekuasaannya pada tanggal 26 Desember.
Di saaat berkeliling itu, ia melihat seorang pria miskin mengumpulkan kayu di tengah badai salju. Tergerak, sang pangeran pun mengumpulkan sisa makanan dan anggur yang berlebih yang ia memiliki untuk diberikannya pada orang tresebut beserta anggota masyarakat lainnya di kampung tempat si miskin tinggal.
Secara langsung Wenceslas bukanlah orang yang memulai Boxing Day alias hari bertukar kado. Tapi gereja-gereja di Inggris lah yang mungkin memulai tradisi tersebut. Dalam hal ini, pastor-pastor Anglikan membuka kotak sumbangan yang selama ini diisi oleh para jemaat untuk diberikan pada yang membutuhkan sehari sesudah hari Natal. Mungkin dari situlah istilah Boxing Day muncul, mungkin.
Cerita lain mengatakan kalau tanggal 26 Desember adalah hari dimana para bangsawan memberi hadiah (kotak hadiah yang dalam bahasa Inggris adalah Box) pada pelayan dan karyawan-karyawannya, kira-kira seperti bonus hari raya.
Pelayan-pelayan dan karyawan tersebut kemudian kembali ke rumah dan membuka kado atau hadiah yang diberikan majikan mereka dan merayakan hari raya Natal kedua bersama keluarga mereka. Dari situlah kemudian istilah Boxing Day muncul. Tapi sekali lagi 'mungkin' karena tak ada satupun dari masyarakat-masyarakat negara yang merayakan hari tersebut tahu secara pasti.
Perkembangan selanjutnya.
Pada perkembangan selanjutnya, Boxing Day bukanlah lagi menyangkut persoalan kerohanian seperti berbagi sumbangan dan kegiatan lainnya. Pada zaman modern ini, Boxing Day lebih kepada seputar makanan, mengunjungi teman, serta makan dan minum di pub.
Lebih jauh lagi, Boxing Day kemudian dijadikan hari libur nasional di Inggris, Wales, Irlandia, dan Kanada (Kanada memberlakukannya sebagai libur opsional dimana pekerja yang bekerja di hari tersebut mendapatkan bayaran lembur) semenjak 1871. Kebijakan itu sendiri dikeluarkan negara-negara tersebut karena tanggal 25 Desember sering jatuh bertepatan dengan akhir pekan pada tahun-tahun terakhir ini. Dengan kebijakan itu diharapkan pekerja masih memiliki hari libur.
Kaitannya dengan sepak bola
Lalu apa hubungannya dengan sepak bola? Budayalah yang mengaitkan semuanya. Dalam hal ini, karena kewajiban untuk mengunjungi kerabat dan orang tua telah dilakukan sebagian besar masyarakat yang tergabung di Negara Persemakmuran pada tanggal 25 Desember, maka tak ada lagi yang bisa mereka lakukan di Boxing Day kecuali bersantai di rumah dan memakan makanan sisa Hari Raya Natal sambil menonton TV.
Pada kondisi tersebut, masyarakat yang hidup di Negara Persemakmuran, terutama Inggris, tentu membutuhkan hiburan. Dan, beberapa olah raga yang menjadi budaya di Negara-Negara Persemakmuran, seperti rugby, kriket, balap kuda, hoki, berburu rubah dan lain sebagainya-lah yang menjadi hiburan utama mereka pada hari tersebut.
Khusus sepak bola, di Inggris, Skotlandia, dan Irlandia Utara, telah menjadi tradisi kalau liga tetap diadakan dan melangsungkan partai-partai derby pada tanggal 26 Desember. Tujuannya selain memberi masyarakat setempat hiburan, juga untuk agar tim beserta fan tak perlu melakukan perjalanan jauh untuk berpartisipasi di pertandingan atau menyaksikan pertandingan tersebut.
Istilah Boxing Day itu sendiri semakin akrab dengan sepak bola karena industrialisasi sepak bola di Inggris. Dengan partai-partai penting bertajuk derby, jejaring media massa, dan semakin populernya sepak bola Inggris khususnya Liga Inggris, istliah Boxing Day pun semakin diasosiasikan masyarakat dunia dengan festival sepak bola usai Natal di Inggris.
Editor | : | Arnoldi |
Komentar