gencarnya mengembangkan program pembinaan usia dini. Hal itu sudah ditunjukkan induk organisasi sepak bola Indonesia dengan mengubah format kompetisi Divisi Satu, Dua, dan Tiga. Jika dulu ketiga kompetisi tersebut bebas diikuti semua pemain, tak demikian untuk saat ini.
Untuk Divisi Satu, PSSI memutuskan kompetisi hanya diperuntukkan untuk pemain berusia di bawah 21 tahun. Sementara itu, Divisi Dua hanya untuk pemain berusia 19 tahun ke bawah, dan Divisi Tiga untuk usia di bawah 17 tahun.
Hal itu sendiri, kata Djohar Arifin Husin beberapa waktu lalu, bertujuan untuk meningkatkan kualitas timnas Indonesia diberbagai jenjang usia. Namun, tak hanya pembinaan, untuk meningkatkan kualitas, timnas perlu mencicipi berbagai laga bertaraf internasional.
Karena itu, PSSI, kata Bob Hippy, Koordinator Timnas Indonesia butuh dana untuk merealisasikannya. Saat ini, PSSI, sambung Bob telah mengajukan dana sebesar kepada pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora). Total, 40 miliar rupiah diminta PSSI.
"Memang pembinaan usia dini membutuhkan dana besar. Tak hanya di Indonesia, di dunia pun begitu," kata Bob kepada wartawan, Jumat (27/1).
Seperti yang sudah disebutkan di atas, dana ini kata Bob akan digunakan untuk seluruh kegiatan timnas, mulai dari jenjang usia terbawah sampai timnas senior. Selain itu, sambung Bob, sebagian dana yang diminta juga akan dipergunakan untuk timnas futsal.
Soal kucuran dana, Bob menjelaskan belum mendapat jawaban dari Kemenpora. "Biasanya, kalau kita mengajukan bulan ini, dana tersebut baru keluar dua bulan setelahnya. Jadi, kalau Januari kita minta, kemungkinan dana baru keluar pada Maret," terang Bob.
"Namun, kita belum bisa bilang seperti itu. Karena, Kemenpora bisa saja tak setuju. Kalaupun disetujui, paling dana yang cair hanya 70 persen saja, sisanya dibayar secara bertahap. Karena itu, untuk menutupi kekurangan, kami harus mencari 30 persen sisanya," sambungnya.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar