58 atas BSC.
Pada awal pertandingan, BSC memang sempat memberi perlawanan bagi CLS. Di menit-menit awal kuarter pertama, CLS dikejutkan dengan permainan cepat BSC melalui serangan yang dibangun oleh Ricardo Uneputty. Pelatih kepala CLS Knights, Risdianto Roeslan, terpaksa mengambil time out ketika timnya tertinggal 9-0 di awal kuarter pertama.
Setelah mendapat instruksi dari coach Risdianto, CLS langsung memperbaiki penampilan guna mengimbangi kecepatan BSC. Bintang CLS, Andrie Ekayana bangkit dengan memborong 10 angka di kuarter pertama. CLS mampu unggul sementara 24-21 di akhir kuarter pertama.
Center CLS, Rendra Rudini, yang tampil bagus area low-post CLS selama kuarter pertama tidak lagi menunjukan penampilan bagus di kuarter kedua. Defense ketat CLS membuat BSC tidak mampu mengembangkan permainan mereka. Sebaliknya, kubu CLS justru semakin menunjukan permainan yang kompak. Beberapa kali penetrasi Andrie Ekayana ke jantung pertahanan BCS mampu menghasilkan poin. Andrie juga mampu melepaskan tembakan jarak menengah yang mematikan. Dengan akurasi tembakan sebesar 86 persen, Yayan, panggilan akrab Andrie Ekayana, membukukan total 16 poin hingga akhir kuarter kedua sekaligus membawa CLS unggul jauh 50-33.
Permainan CLS di kuarter ketiga terus beranjak naik. Yayan tak lagi tampil dominan. Perolehan poin CLS semakin merata disumbangkan oleh sejumlah pemain. Forward Freddy Chen sedikit menonjol dengan raihan enam poin. CLS unggul delapan angka atas BSC pada akhir kuarter ketiga.
Memasuki kuarter keempat, CLS yang telah unggul jauh terlihat sedikit melonggarkan pertahanan. Tercatat CLS melakukan tujuh kali turn over di kuarter terakhir. Situasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh BSC untuk unggul 14-9 di kuarter empat. Sayang, secara keseluruhan raihan poin BSC tak mampu melampaui poin CLS. Yayan tampil sebagai pengumpul angka terbanyak bagi CLS dengan 16 poin. Sementara pada kubu BSC, Airlangga Sabara mencetak 19 poin.
Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar