Maraknya penjualan jersey tidak resmi tidak lagi menjadi rahasia di dunia, terutama di Indonesia. Namun, Direktur Komersial Inter Milan, Mario de Vivo, memiliki cara tersendiri mengatasi permasalahan tersebut yang dibagikannya kepada pengelola klub di Indonesia.
Mario mengatakan bahwa masalah beredarnya merchandise palsu, termasuk jersey tim, tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurutnya di seluruh dunia, termasuk Italia, terjadi hal yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, Mario mengungkapkan Inter telah melakukan beberapa cara yang diyakini bisa mereduksi penggunaan jersey palsu, terutama di kalangan penggemar tim itu sendiri.
"Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengatasi pembajakan hak komersial atas official merchandise dari sebuah tim, terutama jersey. Yang pertama adalah value dari produk resmi itu sendiri. Sebuah produk resmi harus memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari produk palsu yang dipasarkan," ungkap Mario.
"Yang kedua adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran kepada para penggemar tim untuk selalu menggunakan jersey tim yang resmi. Dua poin itu adalah cara-cara yang bisa dilakukan dilihat dari sisi marketingnya," lanjutnya.
Selain dari sisi marketing, Mario juga menjabarkan poin-poin yang harus dilakukan pengelola tim untuk mempertahankan royalti produk asli dari sisi hukum.
"Kita juga harus mempertahankan brand produk itu melalui jalur hukum. Caranya antara lain meningkatkan proteksi terhadap brand tersebut dengan memperhatikan secara cermat label produksi yang tertera pada jersey. Selain itu, juga diperlukan inspeksi dan pengawasan terhadap produsen yang memproduksi jersey tersebut," ungkap Mario.
Tak hanya itu, Mario juga menyarankan adanya kerja sama antara pengelola klub dengan pihak pemerintah terkait menjaga royalti hak komersial dari penjualan merchandise tersebut. "Kita bisa bekerja sama juga dengan pemerintah. Inter Milan di Italia melakukan hal yang sama, yaitu bekerja sama dengan Departemen Perindustrian untuk menjaga royalti dari produk kami," ujarnya.
Editor | : | Benediktus Gerendo Pradigdo |
Komentar