Hujan yang turun di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan pada Jumat (3/2) siang tak mematahkan semangat masa pendemo berunjuk rasa di Kantor PSSI. Mereka tetap mengungkapkan aspirasi meski kepengurusan PSSI di bawah komando Djohar Arififin Husin juga sedang tidak berada di tempat.
Seperti yang diketahui, kepengurusan PSSI saat ini tengah berada di kawasan Puncak, Jawa Barat. Di sana, Djohar cs. sedang melakukan rapat kerja mengenai program dan rencana PSSI ke depan.
Ketidakadaan Djohar cs. di kantor PSSI itu tetap tak mengurungkan niat masa pendemo untuk berunjuk rasa. Dengan berbagai spanduk, mereka tetap menunjukkan keinginannya, yakni agar Djohar Arifin beserta jajarannya turun dari jabatannya di kepengurusan PSSI.
Selain lewat spanduk dan orasi, permintaan agar Djohar Arifin turun juga ditunjukkan masa lewat sebuah replika kuburan bernisan yang betuliskan nama Djohar Arifin. "Replika ini menunjukkan sudah matinya kepengurusan Djohar," kata Yunus Kanjeng Mansyur di depan Kantor PSSI.
Diusungnya replika sebuah kuburan itu, sambung Yunus juga tak lepas dari sikap PSSI yang tak kunjung menanggapi aksi mereka selama ini. "Kita sudah lima hari melakukan aksi, dan ini yang terakhir," jelasnya.
"Sebelumnya, aksi pertama kami tidak mendapat tanggapan, begitu juga dengan aksi kedua. Pada hari Rabu, kami hanya ditemui pengurus yang tidak kompeten. Kami hanya ingin ketemu Djohar. Jumat ini adalah aksi terakhir," sambungnya.
Menutup aksi unjuk rasa, masa pendemo yang diwakili dua orang perwakilannya menggembok kantor PSSI. "Berdasarkan Rapat Akbar Sepak Bola Nasional di Hotel Pullman, Djohar sudah tidak berhak lagi. Sudah tidak perlu berkantor di sini. Kantor akan tetap disegel sampai KLB digelar, dan terpilih ketua umum baru," jelas Yunus.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar