Pemerintah dalam hal ini Kemeterian Negara Pemuda dan Olah Raga (Kemennegpora), Andi Mallarangeng, kembali menunjukkan langkah kongkretnya untuk menyelesaikan kemelut di sepak bola Indonesia. Setelah mendelegasikan Tono Suratman, Ketua KONI, untuk memediasi dua kubu yang berseberangan, kini Kemennegpora memanggil PSSI.
Dalam pertemuan dengan pengurus PSSI yang diwakili Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, Tri Goestoro, Saleh Mukadar, dan Sihar Sitorus di Gedung Menpora, Senayan, Jakarta, Jumat (10/2), Menpora, Andi Mallarangeng meminta PSSI untuk kembali membuka wacana rekonsiliasi dengan kubu-kubu yang berseberangan, dalam hal ini klub-klub di ISL dan juga Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).
"Pemerintah sangat jelas ingin adanya rekonsiliasi. Kami ingin suasana di pesepakbolaan kita menjadi lebih kondusif," kata Andi usai melakukan audinesi secara tertutup dengan kepengurusan PSSI. Menurut Andi, wacana rekonsiliasi itu sangatlah penting untuk dilakukan PSSI. Salah satunya agar dikemudian hari tidak ada batasan bagi pemain manapun untuk membela timnas Indonesia.
"Bagi pemerintah, pembentukan tim nasional itu tidak boleh diskriminasi. Kami, juga masyarakat tentunya sangat mengharapkan putra-putra terbaik yang ada di bangsa ini bisa memperkuat timnas di manapun mereka berkompetisi," terang Andi.
Sebagai caranya, Andi meminta PSSI untuk kembali merangkul klub-klub di ISL dan memberi pengakuan atas kompetisi yang dijalani yakni ISL. "Jadi, nantinya ada dua kompetisi di dalam PSSI. Namun, PSSI harus mengakui ISL, sebaliknya klub-klub di ISL juga harus mengakui kepengurusan PSSI saat ini. Dengan begitu, diharapkan tak akan ada lagi persolaan dalam pembentukan timnas."
Pernyataan Andi itu sendiri mendapat sambutan hangat dari PSSI. Lewat sang Ketua Umumnya, PSSI berjanji akan segera menyelesaikan masalah yang ada. "Kita siap untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan cara lembut dan damai. Kita akan mengikuti apa yang menjadi keinginan masyarakat dan pemerintah. Namun, dengan syarat harus mengikuti aturan main, yaitu regulasi FIFA," terang Djohar.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar