Pemerintah melalui Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga (Kemennegpora) menyatakan tak akan mendukung digelarnya Kongres Luar Biasa, 21 Maret mendatang. Pemerintah lebih mendukung agar persoalan terkait dualisme kompetisi diselesaikan dengan jalan rekonsiliasi.
Demikian kata Menpora, Andi Mallarangeng usai melakukan audiensi dengan para pengurus PSSI di ruang rapat gedung Kemennegpora, Jakarta, Jumat (10/2). Menurut Andi, rekonsiliasi merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan persoalan yang menyangkut dualisme kompetisi di sepak bola Indonesia. Alasannya, karena rekonsiliasi bisa menyatukan perbedaan pendapat.
Untuk itu, Andi pun meminta PSSI untuk kembali merangkul klub-klub di ISL. Ia juga meyarankan PSSI untuk mengakui kompetisi yang sebelumnya dianggap ilegal oleh PSSI, yakni ISL. "Jika hal itu sudah dilakukan, PSSI nantinya mengelola dua kompetisi. Namun sebelumnya, PSSI harus mengakui ISL, sebaliknya klub-klub di ISL juga harus mengakui kepengurusan PSSI saat ini," kata Andi.
Menurut Deputi Sekjen Bidang Kompetisi PSSI, Saleh Mukadar apa yang disampaikan Andi Mallarangeng bukanlah perkara sulit untuk dilakukan. "Jika ingin digabungkan, gampang kok. Kenapa gampang? Ya, karena kompetisi yang sekarang sedang berlangsung bisa dijadikan pijakan. Pertandingan yang sudah dilakoni juga bisa dijadikan ukuran. Bisa saja kita mengambil delapan teratas di IPL untuk diadu dengan peringkat delapan teratas di ISL," terang Saleh.
Lebih lanjut Saleh mengatakan, PSSI juga akan sangat terbuka jika PT Liga Indonesia, selaku penyelenggara ISL mau bergabung kembali dengan PSSI. "Silakan saja kalau mau bergabung. Tapi, sepanjang mereka mau berada di bawah kendali federasi. Itu regulasinya dan tak bisa dilanggar," terang Saleh.
"Tapi, itu juga kalau mereka mau. Persoalannya kan apakah mereka mau atau tidak," sambung Saleh.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar