Liverpool dan Manchester kini bisa bernapas lega, setelah pihak FA mengatakan tidak akan mengambil tindakan displin terhadap kedua klub terkait insiden di Old Trafford, Sabtu (11/2), di mana Luis Suarez yang menolak menjabat tangan Patrice Evra sebelum dimulainya pertandingan.
Suarez, yang ditemukan bersalah karena melakukan tindakan rasis terhadap Evra pada tahun lalu, diganjar hukuman larangan tampil membela klub asal Merseyside tersebut selama delapan pertandingan dan denda sebesar 40.000 pound atau berkisar Rp 567 juta.
Setelah insiden tersebut, saat keduanya bertemu kembali dalam lanjutan kompetisi Premier League pekan ke-25 di Old Trafford, pemain internasional Uruguay itu kembali berulah dengan tidak menjabat tangan Evra sebelum laga dimulai. Tindakan itu langsung ditanggapi bos United, Sir Alex Ferguson, yang melabeli penyerang berusia 25 tahun tersebut sebagai aib bagi Liverpool.
Pada laga yang dimenangkan oleh The Red Devils dengan skor 2-1 itu, kembali terjadi insiden yang melibatkan keduanya. Saat jeda pertandingan di babak pertama, di lorong menuju ruang ganti, baik Suarez dan Evra tampak berselisih dan berujung pada tindakan bek United tersebut yang merayakan kemenangan United di depan Suarez.
Meski begitu, FA mengatakan kalau penolakan untuk menjabat tangan bukanlah sebuah tindakan indispliner dan wasit Phil Dowd, yang memimpin laga tersebut, mengatakan kalau ia sudah berkompromi dengan Evra mengenai kejadian di lorong ganti dan mengatakan kalau tindakan itu tidak terlalu serius untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Pernyataan yang dilontarkan oleh direktur olah raga Liverpool, Ian Ayre dan manajer Kenny Dalglish, mengungkapkan kalau Suarez sudah membuat mereka kecewa, karena sebelum pertandingan, eks penyerang Ajax tersebut mengatakan akan menjabat tangan Evra sebelum laga dimulai.
Akibat insiden tersebut, media-media di Inggris pun mengklaim kalau Suarez kemungkinan besar akan dilepas oleh The Reds pada musim panas nanti, meski baru bergabung dengan klub Merseyside itu dari Ajax di musim panas lalu.
Editor | : | Galih Rachdityo |
Komentar