off Liga Champion Asia, Kamis (16/2). Salah satunya adalah karena faktor kelelahan.
Bertandang ke markas Adelaide di Stadion Hindmarsh, Australia, Persipura dihajar tim tuan rumah dengan skor 0-3. Pasukan Papua sering kalah ketika berduel di udara. Bahkan ada beberapa pemain yang tak dapat melanjutkan pertandingan karena kram.
Jacksen mengatakan bahwa anak-anak asuhnya tidak memiliki waktu untuk recovery sehingga mengalami kelelahan fisik. Maklum saja, mereka baru tiba di Australia pada Rabu (15/2) siang. Di samping itu, ia juga menganggap perbedaan postur tubuh menjadi faktor yang membuat timnya kalah.
"Kami berjuang sekuat tenaga. Kami kelelahan dan lawan unggul postur dalam duel bola atas," ucap Jacksen usai pertandingan. "Kami baru tiba di Australia kemarin jam dua siang. Recovery di mana?"
"Ini kompetisi level tertinggi se-Asia sehingga kami tiba di venue pertandingan kurang dari 24 jam. Perjalanan dari Jakarta jam 15:30 (14/2) dan tiba di Adelaide 14:00 (15/2) lebih menguras tenaga daripada bermain dua kali 45 menit. Ditambah lagi, kaki anak-anak terlipat cukup lama saat di pesawat."
"Semua sudah berjalan sesuai apa yang kami siapkan sampai anak-anak masih punya tenaga. Namun, sejak Moses Banggo keluar dan pemain macam Ricardo Salampessy, Titus Bonai, Ian Kabes, Beto Goncalves, dan Gerald Pangkali mengalami kram, lawan mulai menemukan ruang kosong di daerah pertahanan kami untuk kembangkan permainan. Akan tetapi, saya percaya anak-anak sudah berikan yg maksimal," sambungnya.
Dengan kekalahan tersebut, maka Persipura tak bisa lagi melanjutkan kiprahnya di Liga Champion Asia. "Kami tidak akan bermain di AFC Cup. Sebab, menurut regulasi AFC baru, tim yang kalah di play-off langsung tersingkir dari kompetisi," kata Jacksen lagi.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Komentar