Luis Suarez dikabarkan berniat membayar kepercayaan penuh dari pihak klub dan juga para fan Liverpool, dengan mengubah imej yang melekat padanya setelah tersandung kasus rasisme terhadap Patrice Evra.
Menjelang laga final Piala Carling kontra Cardiff, Ahad (26/2), penyerang asal Uruguay itu kemungkinan tampil sejak awal. Jika tampil, maka akan menjadi laga keempat Suarez setelah terkena sanksi larangan bermain selama delapan pertandingan.
Meski kemungkinan besar Suarez akan mendapat cemoohan dari para pendukung Cardiff, tapi eks tim manajer penyerang berusia 25 tahun itu di Ajax, Herman Pinkster, yakin kalau hal tersebut akan menginspirasi Suarez untuk mengubah imej pemain bermasalah yang terlanjur melekat padanya.
"Luis adalah seseorang yang lebih menghargai nilai loyalitas dibandingkan uang. Saya yakin dukungan internal pada Luis di Liverpool sangat kuat dan ia tidak akan pernah melupakannya," ujar Pinkster di The Daily Telegraph.
"Luis menyadari bahwa dengan tidak menjabat tangan Patrice Evra merupakan keputusan yang tidak bijak. Ia ingin mengubah opini orang terhadapnya. Saya melihat perspektif berbeda dibandingkan yang lainnya. Ia terpacu untuk menunjukkan kualitas sepak bolanya pada setiap orang."
"Ia tipikal orang yang memegang teguh pendiriannya. Hal itulah yang terjadi ketika ia memutuskan untuk hengkang dari Ajax dan pindah ke Inggris. Ambisinya adalah untuk mengembangkan diri dan menjadi pemain yang lebih baik lagi."
Pinkster pun yakin kalau Suarez bukanlah seorang rasis dan insiden yang terkait dengan Evra menurutnya hanyalah sebuah kesalah pahaman belaka.
"Tidak masalah bagi Luis dari mana Anda berasal, karena yang terpenting baginya adalah Anda bisa bermain sepak bola. Ia tidak tahu dampak ucapan yang dipergunakannya di Inggris, karena kurangnya pengetahuan bahasa Inggris yang menyebabkannya terlibat dalam masalah," kata Pinkster.
| Editor | : | Galih Rachdityo |
Komentar