32 klub, yang terdiri dari 14 klub ISL, dan 18 klub Divisi Utama PT LI tersebut bersedia mengakui PSSI di bawah kepengurusan Djohar Arifin Husin sebagai regulator sepak bola Indonesia.
"Titik masalahnya kan ada pada mereka, bukan pada PSSI," kata Saleh Mukadar saat jumpa pers di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/3).
Menurut Saleh, PSSI sebenarnya sudah sejak lama menawarkan jalan untuk menyelesaikan persoalan dualisme kepada ke-32 terhukum yang terdiri dari 14 klub ISL, dan 18 klub Divisi Utama itu. Bahkan, jauh sebelum pemerintah bersuara.
"Namun mereka yang tak mau. Padahal, kami sudah mengirim utusan-utusan untuk membicarakan dengan baik-baik. Kami juga melakukan berbagai upaya. Pak Djohar sudah melakukan pertemuan dengan Nirwan Bakrie, itu di atas. Di bawah, kami sudah menawarkan konsep-konsep yang juga dibantu oleh Pak Tono, Ketua KONI," ujarnya.
"Jadi kunci rekonsiliasi ada pada mereka. Mereka mau tidak mengakui PSSI sebagai salah satunya regulator sepak bola Indonesia. Kalau mereka mau, tentu PSSI siap melakukanya."
"Kita tentu tidak akan mau mengakui, kalau mereka tidak mengakui kita. Regulasi jelas, PSSI adalah federasi yang menangani sepak bola Indonesia. Kita pegang itu. Kalau kita berkompromi, tapi di luar regulasi, maka kita yang akan dihukum," sambung Saleh.
Sementara itu, soal wacana mengundang klub-klub ISL ke Kongres Tahunan yang akan digelar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 18 Maret mendatang, Saleh menyatakan itu belum pasti. "Belum ada keputusan resmi apakah mereka akan diundang," jelas Saleh.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar