KONI selaku induk dari semua cabang olah raga di Indonesia, hari ini, Senin (12/3), memanggil PSSI dan penyelenggara kompetisi Indonesia Super League, PT LPIS ke kantornya, di kawasan Senayan, Jakarta. Pemanggilan itu sebagai bentuk langkah konkret KONI untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi di pesepakbolaan tanah air.
Sebelumnya, KONI sendiri sudah memanggil pihak yang berseberangan dengan PSSI, yakni Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) ke kantor KONI. Dalam pertemuan yang dilakukan pada 8 Maret itu, KONI mendengar pemaparan mengenai keinginan KPSI untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi pesepakbolaan di Indonesia bisa berakhir.
Hal itupula yang dilakukan KONI dalam pertemuan dengan PSSI yang diwakili oleh Finantha Rudy (Direktur Legal PSSI), Rudolf Yesayas (Wasekjen Bidang Luar Negeri PSSI), Saleh Mukadar (Deputi Sekjen Bidang Kompetisi PSSI), Hadiandra (Wasekjen Legal dan Organisasi), dan penyelenggara IPL yang diwakili oleh CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Wijayanto.
Dalam pertemuan itu, PSSI menyebutkan dua harapannya yang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi. "Yang pertama, PSSI berharap teman-teman yang ingin melaksanakan KLB sadar dan kembali ke PSSI. Kedua, kalaupun KLB harus terjadi, seyogyanya jangan prematur dalam memilih Ketua Umum PSSI," terang Sudirman, salah satu anggota tim kecil rekonsiliasi KONI di kantor KONI, Senayan, Jakarta, Senin (12/3).
Sementara itu, pihak IPL paling tidak menyebutkan lima harapan sekaligus solusi untuk sepak bola Indonesia saat ini. Satu di antaranya, mereka berharap agar pesepakbolaan Indonesia dijalankan oleh orang-orang terbaik dan profesional, sehingga bisa menjamin akuntabilitas dan kebersihan pelaksanaan kompetisi.
"Mereka juga berharap agar semua pihak di pesepakbolaan Indonesia meninggalkan ego sektoral dengan menanggalkan atribut masing-masing. Kemudian, memunculkan atribut baru atau nama baru," sambung Sudirman.
"Selain itu, mereka berharap agar kompetisi baik itu ISL dan IPL dibiarkan terus berjalan sampai selesai. Kemudian, hasilnya diadu. Setelah itu, barulah kita duduk bersama mencari format yang baik untuk masa depan pembinaan sepakbola indonesia."
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar