sama dengan kompatriotnya di tim nasional Uruguay yang saat ini membela PSG, Diego Lugano.
Suarez, yang sejauh ini sudah mengoleksi enam gol dari 21 kali penampilannya untuk The Reds di ajang Premier League pada musim 2011/12, kabarnya berniat untuk hengkang dari Anfield pada musim panas. Dengan PSG yang dikabarkan menjadi pelabuhan terbarunya.
Meski kabar hengkangnya pemain internasional Uruguay itu masih belum bisa dipastikan, tapi laman olah raga Prancis 10 Sport, memberitahukan pada stasiun televisi Canal Plus yang menangani program televisi Canal Football Club bahwa Suarez terbuka untuk bergabung dengan pucuk pimpinan sementara Liga prancis itu.
"Saya ingin bermain di klub yang sama dengan Lugano," kata eks penyerang Ajax tersebut. "Ya, saya bersedia untuk datang ke Paris, seperti halnya dengan banyaknya peminat dari klub-klub lain. Ada banyak klub besar dengan reputasi tertentu yang ingin membangun sebuah tim yang kuat, dan Paris adalah salah satu dari tim-tim itu yang ingin membeli pemain untuk memperkuat skuad mereka."
Lugano, yang bergabung dengan PSG pada medio Agustus tahun lalu, kini memiliki peluang yang tipis untuk bisa tampil di tim utama besutan Carlo Ancelotti semenjak Alex didatangkan dari Chelsea di bulan Januari lalu. Sementara Suarez, penyerang berusia 25 tahun ini bergabung dengan Livepool pada Januari 2011 dari Ajax, dan dengan ketajaman yang dimilikinya di lini depan, berhasil membuatnya menjadi salah pemain yang disukai oleh publik Anfield.
Penyerang asal Uruguay ini sempat tersandung masalah karena kasus rasisme yang melibatkan dirinya dengan bek Manchester United, Patrice Evra, pada medio Oktober lalu. Akibat insiden itu, penyerang kontroversial ini harus menerima sanksi larangan bermain selama delapan pertandingan.
Setelah Liverpool kembali berhadapan dengan United pada bulan lalu, Suarez menolak untuk menjabat tangan Evra. Alhasil, mencuatkan kabar kalau penyerang The Reds tersebut lebih baik tidak lagi memperkuat klub asal Merseyside itu karena dianggap mempermalukan klub.
Editor | : | Galih Rachdityo |
Komentar