Nama Nadia Marciano sudah cukup dikenal di kalangan komunitas berkuda nasional. Tak heran karena sejak kecil ia sudah menorehkan prestasi pada olahraga berkuda baik di tingkat nasional maupun internasional. Apalagi, Nadia yang merupakan putri dari Ketua BIN dan Ketua Umum PBTI (taekwondo), Marciano Norman ini, berani memutuskan melanjutkan studi pada jurusan Ilmu Administrasi Berkuda di William Woods University, di Fulton, Missouri, AS, pada 2003. Dengan ilmu administrasi berkuda yang ia dapatkan dari bangku universitas, Nadia pun tak ragu untuk memutuskan serius menangangi cabang berkuda ini sebagai masa depannya.
Ia pun mendirikan sekolah berkuda khusus bagi tingkat sekolah menengah umum (SMU) yang lantas diberi nama APM (Adria Pratama Mulya) Riding School, di kawasan Tigaraksa, Tangerang, Banten pada 2006 setelah lulus dengan gelar Bachelor of Science pada 2005 dari William Woods University. Nadia begitu bangga dengan sekolah berkuda yang sudah menelurkan banyak atlet berkuda berprestasi ini karena konsep sekolah ini sangat dekat dengan alam. Kelas belajar pun bisa diambil di luar kelas dan merupakan satu-satunya sekolah yang punya kurikulum berkuda yang menyertakan program pertukaran pelajar bagi siswa berprestasi.
Sejak 2011 sekolah berkuda APM ini sudah membuka pendaftaran angkatan pertama dengan memakai sistem asrama. Sekolah ini pun tercatat sebagai perintis sekolah berkuda di Indonesia. Nadia pun sudah melakukan sosialisasi dengan melakukan road show ke beberapa sekolah menengah pertama di Jakarta dan Tangerang.
Nadia sendiri tak ragu turun langsung sebagai pengajar bagi para siswanya. Apalagi, dengan prestasi tertingginya meraih medali perak di Kejuaraan Berkuda Oman Championship tahun lalu di Muscat, Oman, Nadia jadi makin percaya diri menghadapi setiap calon murid yang ingin belajar di sekolal APM.Seluruh keluarga Nadia, baik ayahanda maupun ibundanya, Triwaty Marciano, yang juga merupakan pendiri sekolah APM ini sangat mendukung karir putrinya pada olahraga berkuda ini. Ketika Nadia menancapkan masa depannya pada sekolah berkuda yang ia dirinya, orangtuanya pun optimistis.
“Saya mencintai olahraga berkuda sejak kecil. Sejak usia enam tahun saya sudah naik kuda sehingga saya sudah sangat yakin punya masa depan lebih baik dengan menggeluti cabang berkuda ini. Apalagi hingga bisa memiliki sekolah berkuda. Rasanya, prospek untuk itu sudah cukup baik,” kata Nadia (28) di sekolah berkudanya di kawasan Cikupa, Tangerang, Senin (12/3) sore. Hingga kini, beberapa sekolah menengah pertama di Tangerang dan Jakarta masih punya jadwal melakukan kunjungan ke sekolah berkuda APM sehingga Nadia pun masih disibukkan dengan kegiatan kunjungan siswa ini.
Nadia memang beruntung lahir dari keluarga yang sudah dekat dengan kuda. Pengalaman Nadia pertama kali belajar menunggang kuda dengan benar, dirasakaan saat bergabung di klub berkuda Bala Turangga, karena kebetulan pada saat itu ayahnya menjadi wakil komandan di satuan tempat klub itu berada (Parongpong, Lembang Kabupaten Bandung), sehingga fasilitas yang ada memang benar-benar mendukung minat berkudanya.
Ketika keluarganya harus pindah ke Jakarta mengikuti dinas sang ayah, ibunya memasukkan dirinya ke Tridan stable, di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur. “Di stable inilah saya mulai belajar menunggang kuda secara rutin dan pertama kali mengikuti lomba berkuda hingga bisa juara pada era 90-an,”ujarnya. Di usia 12 tahun, Nadia pindah ke klub Porda Pelita Jaya dan bertemu dengan almarhum Tenny Palandeng hingga belajar banyak mengenai horsemanship. Pada saat bersamaan Nadia diperbolehkan menaiki kuda paten, Arinda. Dengan kuda itu Nadia memenangkan banyak kejuaraan, diantaranya juara di Pelita Harapan Cup dan BBD Cup.
Pada tahun 1996, Nadia bersama timnya (Rahmat Natsir dan Ferdinand) dipercaya untuk mewakili Indonesia di kejuaraan berkuda CSI-Y dengan menggunakan kuda pinjaman di Bangkok, Thailand. Nadia sukses mempersembahkan medali emas untuk kompetisi beregu dan perunggu untuk kompetisi individual. Menurutnya, prestasi olahraga berkuda di Indonesia memang terus meningkat. Apalagi Indonesia mendapatkan tiga medali emas pada SEA Games 2011 November lalu, Nadia pun makin yakin prestasi itu akan sangat berpengaruh pada sekolah berkuda miliknya. “Harapan saya, dengan prestasi olahaga berkuda yang semakin meningkat, sekolah berkuda APM juga bisa semakin banyak peminatnya,” kata wanita cantik berkulit sawo matang ini penuh harap.
Editor | : | Donny Winardi |
Komentar