Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inter Terlalu Sering Berganti Pelatih

By Yudhi F. Oktaviadhi - Jumat, 16 Maret 2012 | 10:52 WIB
Alberto Zaccheroni
Getty Images
Alberto Zaccheroni

Babak belurnya Internazionale pada musim 2011/12 ini mengundang banyak komentar. Alberto Zaccheroni yang pernah menangani Inter pun turut angkat bicara.

Inter tersingkir di babak 16 besar Liga Champion. Meski menang 2-1 atas Marseille, tim asuhan Claudio Ranieri itu kalah gol tandang dari Steve Mandanda dkk. Tersingkirnya Inter di Liga Champion nampaknya menjadi pelengkap derita. Pasalnya prestasi La Beneamata di kompetisi lokal juga melorot. Diego Milito dkk. terdampar di posisi tujuh Serie A. Fenomena ini mengundang berbagai komentar dari insan sepak bola Italia.

Alberto Zaccheroni yang pernah menangani tim Biru Hitam pada musim 2003-2004 ikut mengeluarkan komentar tentang kondisi Inter. Pelatih yang kini menangani timnas Jepang ini menyatakan ketidakstabilan di ruang ganti pemain menjadi penyebab utama mengapa Inter babak belur. 

"Dalam dua tahun, Inter sudah berganti pelatih empat kali. Tentu ini menjadi penyebab utama ketidakstabilan di Inter. Saya setuju dengan sikap Moratti yang tidak terlalu buru-buru mengambil keputusan, sebuah tim memang harus dibangun pelan-pelan agar bisa meraih sukses," cetus mantan Pelatih Milan dan Juventus itu seperti dikutip FootballItalia.

Menurut Zach, Inter juga sepertinya masih merindukan sentuhan dingin dari Jose Mourinho. Ketika Mou angkat koper dari Appiano Gentile 2010 silam, pemain-pemain Inter benar-benar tidak bisa melepaskan sosoknya.

Selepas The Special One, Inter sudah diarsiteki empat pelatih yaitu Leonardo, Rafa Benitez, Gianpiero GasInperini, dan kini Claudio Ranieri.

Inter harus tersingkir di babak 16 besar Liga Champions, Meski menang 2-1 atas Marseille, anak asuhan Claudio Ranieri kalah gol tandang dari Steve Mandanda dkk. Tersingkirnya Inter di Liga Champions nampaknya menjadi pelengkap derita.
Pasalnya, prestasi La Beneamata di kompetisi lokal juga melorot, Diego Milito dkk terdampar di posisi tujuh Serie A. Fenomena ini mengundang berbagai komentar dari insan sepakbola Italia.
Alberto Zaccheroni yang pernah menangani tim Biru Hitam pada musim 2003-2004 juga ikut mengeluarkan komentar tentang kondisi Inter
Pelatih yang kini menangani timnas Jepang ini menyatakan ketidakstabilan di ruang ganti pemain menjadi penyebab utama mengapa Inter babak belur. 
"Dalam dua tahun, Inter sudah berganti pelatih empat kali, tentu ini menjadi penyebab utama ketidakstabilan di Inter. Saya setuju dengan sikap Moratti yang tidak terlalu buru-buru mengambil keputusan, sebuah tim memang harus dibangun pelan pelan agar bisa meraih sukses," cetus mantan Pelatih Milan dan Juventus itu seperti dikutip dari FootballItalia.
Menurut Zach, Inter juga nampaknya masih merindukan sentuhan dingin dari The Special One. Ketika Mou angkat koper dari Appiano Gentile 2010 silam, pemain-pemain Inter benar-benar tidak bisa melepaskan sosoknya.
Selepas Mou, Inter diarsiteki Leonardo, Rafa Bentiez, Gianpiero Gasperini dan kini Claudio Ranie


Editor : Deny Adi Prabowo


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X