Menyusul adanya keputusan rekonsiliasi yang dilakukan KONI, Ketua Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI), Tonny Aprilani, mengungkapkan bahwa yang terpenting baginya adalah pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret 2012. Menurutnya, KLB harus dilakukan karena PSSI tetap tak bisa memberikan masukan yang tepat untuk proses rekonsiliasi.
KONI mengeluarkan sembilan butir keputusan terkait penyelesaian masalah internal PSSI kemarin, Kamis (15/3) pagi WIB. Namun, PSSI tak mengakui keputusan itu dan Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman, yang kecewa dengan sikap PSSI pun mendoakan pelaksanaan KLB kepada Ketua KPSI, Tonny Aprilani, di akhir pertemuan.
Banyak yang menilai proses rekonsiliasi yang diusahakan oleh tim kecil KONI itu berakhir dengan kegagalan karena pada akhirnya keputusan mereka tak diakui oleh PSSI. Namun, Tonny Aprilani menegaskan bahwa KPSI tetap patuh pada usaha rekonsiliasi yang dilakukan KONI meski mereka juga tetap harus melaksanakan KLB.
"Kita masih patuh pada mereka. Sebelumnya kita bicara dengan KONI bagaimana baiknya sebelum kongres dan setelah kongres nanti. Karena bagi kami KPSI adalah amanah dari anggota PSSI. KPSI harus melaksanakan KLB karena pada kenyataannya PSSI tak dapat memberikan masukan yang tepat, di mana setiap diundang KONI mereka tidak hadir atau yang hadir bukan yang diharapkan sehingga tidak bisa mengambil keputusan," ungkap Tonny Aprilani di kantor KPSI, Kamis (15/3) malam WIB.
Mengenai sembilan butir keputusan KONI itu, Tonny mengakui bahwa kewenangan KONI sebagai induk organisasi olah raga di Indonesia sah dilakukan selama mengakomodasi keinginan dari seluruh elemen yang terlibat dalam sepak bola.
"Selama itu memang dalam koridor dan kewenangan KONI, saya kira sah-sah saja untuk dijalankan sejauh mengakomodasi keinginan dari stakehoder atau elemen-elemen yang berkecimpung dalam sepak bola. KONI pun sudah tentu mempertimbangkan masukan dari seluruh unsur termasuk dari anggota PSSI yang dihimpun KPSI," ujar Tonny.
Editor | : | Benediktus Gerendo Pradigdo |
Komentar