Bolton menyatakan jika Fabrice Muamba, yang tumbang saat melakoni laga perempat final Piala FA kontra Tottenham Hotspur di White Hart Lane, Ahad (18/3) dini hari WIB, saat ini sedang dalam kondisi kritis dan sedang dalam perawatan intensif di pusat penanganan serangan jantung London Chest Hospital.
Laga antara Spurs kontra Bolton sontak langsung dihentikan setelah Muamba, gelandang berusia 23 tahun itu, tumbang saat laga baru berjalan selama 41 menit. Tim medis kedua tim langsung memberikan pertolongan pertama dan setelah memberikan alat bantuan pernapasan, Muamba langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Namun, setelah mendapatkan penanganan dari tim medis yang sebelumnya mengatakan kalau kondisi Muamba sudah agak stabil, pihak klub belum lama ini mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kalau kondisi eks pemain Arsenal dan Birmingham City tersebut dalam kondisi kritis dan dalam tempo 24 jam ke depan sangat krusial baginya.
"Bolton Wanderers dapat mengkonfirmasi bahwa Fabrice Muamba sedang ditangani di pusat penanganan serangan jantung di London Chest Hospital, di mana kondisinya saat ini masih kritis dan sedang dalam penanganan intensif," ujar pernyataan resmi klub seperti dikutip ESPNSoccernet.
"Belum ada informasi lanjutan dalam tahapan ini. Pihak klub sudah meminta pada media-media untuk menghormati privasi dari keluarga Muamba untuk saat ini."
Sementara itu manajer Bolton, Owen Coyle, yang menemani Muamba sampai rumah sakit, memberikan keterangan mengenai kondisi anak asuhnya tersebut setelah mendapatkan penanganan dari tim medis rumah sakit.
"Kondisi Fabrice saat ini sedang kritis. Dalam waktu 24 jam ke depan menjadi sangat krusial untuknya. Sudah banyak ucapan dan do'a yang diberikan orang-orang untuk kesembuhannya, dan saya harap setiap orang mendoakan agar Fabrice segera pulih dengan cepat," ujar Coyle pada Sky News.
"Hal ini sangat serius. Tidak ada satu pun yang dapat menghindari hal tersebut. Kondisinya saat ini masih kritis dan saya berharap Tuhan memberikannya jalan untuk melalui hal ini."
Editor | : | Galih Rachdityo |
Komentar