Cardiac arrest atau dalam istilah sederhana disebut henti jantung. Penyakit inilah yang menyerang gelandang muda Bolton Wanderers, France Muamba, Sabtu (17/3) ketika membela timnya di perempat final Piala FA.
Muamba mendadak tersungkur di lapangan dan berhenti bernafas. Drama mencekam itu berkahir beberapa menit kemudian ketika Muamba digotong keluar dengan menggunakan alat bantu pernafasan dan langsung dibawa menuju rumah sakit menggunakan ambulance. Pertandingan itu sendiri dihentikan di babak pertama.
Sehari usai tragedi tersebut Muamba dilaporkan dalam kondisi kritis. Disebutkan ESPN, Muamba terserang penyakit Cardiac arrest dan sedang menjalani penanganan intensif di rumah sakit jantung London.
Apa sebenarnya Cardiac arrest? menurut informasi yang dirangkum dari berbagai sumber, penyakit ini disebut juga cardiorespiratory arrest, cardiopulmonary arrest, atau circulatory arrest. Pada kasus cardiac arrest, jantung berhenti menjalankan tugasnya.
Seperti dikutip dari circ.ahajournals.org, Douglas Zipes, MD, mantan Presiden The American College of Cardiology mengatakan cardiac arrest tidak sama dengan serangan jantung, tetapi cardiac arrest juga bisa terjadi karena serangan jantung. Menurut Zipes, 30-50 persen pasien cardiac arrest tidak mengalami gejala gangguan jantung.
“Anda bisa saja tak pernah merasa sakit di bagian dada, sulit bernapas, atau napas pendek-pendek. Intinya, tak ada tanda-tanda bahaya yang dialami,” ujarnya.
Pada orang yang mengalami henti jantung dapat ditemukan gejala-gejala yang tiba-tiba antara lain tidak sadar secara tiba-tiba (collapse), nadi tidak teraba, hipotensi (tekanan darah turun drastis), dan tidak bernapas.
Zipes mengatakan bahwa salah satu cara menghindari penyakit ini adalah dengan berolah raga, namun mengapa justru Muamba yang notabe seorang atlit malah terserang penyakit ini?
Saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat, kebutuhan akan oksigen meningkat sehingga jantung akan memompa lebih keras lagi. Jika sebelumnya sudah ada sumbatan di pembuluh darah jantung, ini bisa membuat kebutuhan oksigen jantung tidak tercukupi. Apalagi jika dilakukan tanpa pemanasan, maka jantung tidak sempat beradaptasi dengan kebutuhan oksigen yang mendadak menjadi sangat besar itu.
Kasus Cardiac arrest sudah beberapa kali menimpa atlit, termasuk pesepak bola. Mayoritas kasus berakhir dengan kematian mendadak. Tahun 2004 pemain Benfica, Miklos Feher meninggal seketika setelah mendadak terserang cardiac arrest di lapangan.
Tahun 2009 kasus serupa juga menimpa Daniel Jarque. Pemain muda ini meninggal tak lama usai mengikuti sesi latihan. Kasus terakhir menimpa pemain Jepang Naoki Matsuda tahun 2011 lalu. Mantan Bek tim nasional Jepang itu menghembuskan nafas terakhir usai melakukan 15 menit pemanasan jelang pertandingan liga lokal.
Muamba termasuk beruntung bisa bertahan dari penyakit mematikan ini. Meski kabarnya kondisi mantan pemain tim nasional Inggris U-21 itu kritis, namun kita semua tentu berharap ia bisa segera pulih. Cepat sembuh Fabrice, Kami mendoakanmu!
Editor | : | Husein Noval |
Komentar