Selama PSSI masih berkeras membawa masalah konflik sepak bola Indonesia ke Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) dan PSSI versi KPSI ke Badan Arbitrase Olah Raga Indonesia (BAORI), konflik sepak bola Indonesia tak akan bisa diselesaikan.
Masalah konflik sepak bola Indonesia tampaknya masih akan memakan waktu lama. Keras kepalanya dua pihak yang berseteru dengan memilih badan arbitrase yang berbeda tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Ya, PSSI versi KPSI mematuhi anjuran Komite Olah raga Nasional Indonesia (KONI) untuk membawa masalah internal PSSI ke BAORI. PSSI di bawah pimpinan La Nyalla Mahmud Mattalitti itu telah menyerahkan semua berkas mengenai keabsahan Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Mercure Ancol 18 Maret lalu.
Namun, di lain pihak PSSI menolak membawa masalah ke BAORI dan memilih BAKI. Deputi Sekjen PSSI bidang Kompetisi, Saleh Mukadar, menyatakan bahwa PSSI menolak BAORI karena keberadaan Hinca Panjaitan yang juga Sekjen KPSI di badan arbitrase yang ditunjuk KONI itu. PSSI lebih memilih BAKI yang berada di bawah Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menyelesaikan permasalahan.
Perbedaan dalam menentukan badan arbitrase untuk menyelesaikan konflik PSSI itu diyakini tak akan bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Ketua BAKI, Mohamed Idwan Ganie, dan wakilnya, Anangga Wardhana Roosdiono, menilai selama tak ada kesepakatan antara dua pihak yang berseteru untuk menentukan ke mana mereka akan memberikan mandat dalam penyelesaian konflik.
BAKI bersifat Mandatori dan mengurus sengketa setelah kedua belah pihak yang bertikai menentukan masalah itu dibawa ke BAKI. Kita badan yudikatif, jadi harus memelihara obyektivitas. Kami tak bisa berkomentar mengenai sengketa yang belum masuk. Begitu masuk pun juga tidak bisa begitu saja karena kami harus mengedepankan obyektivitas," ungkap Ketua BAKI, Mohamed Idwan Ganie, dalam keterangannya saat konferensi pers pembentukan BAKI di kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jakarta, Selasa (27/3) sore WIB.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua BAKI, Anangga Wardhana Roosdiono. Menurut Anangga, selama kedua belah pihak yang berseteru di PSSI belum menyepakati ke mana membawa masalah mereka, maka tak akan ada jalan karena BAKI tak akan bisa melakukan tugas jika penentuan badan arbitrase yang menangani masalah berbeda.
"Selama dua pihak yang berseteru tak menemui kesepakatan kepada siapa mereka menyerahkan kasus sengketa mereka, masalah itu tidak akan bisa diselesaikan. Kedua belah pihak yang berselisih harus menentukan terlebih dulu kepada siapa mereka akan menyerahkan penyelesaian masalah," ungkap Anangga.
Dari penjelasan dua pimpinan BAKI tersebut, tentu saja masalah konflik di dalam federasi sepak bola Indonesia tak akan bisa diselesaikan. Selama kedua belah pihak yang berseteru tak lebih dulu sepakat akan membawa ke mana permasalahan mereka, badan arbitrase di Indonesia pun tak akan bisa memberikan putusan.
Editor | : | Benediktus Gerendo Pradigdo |
Komentar