Rekonsiliasi yang kembali dilakukan PSSI kembali buntu. Kepastian itu diperoleh setelah dalam pertemuan kedua yang dilakukan PSSI di Hotel Crowne, Jakarta, Kamis (29/3), tak ada satu pun klub Indonesia Super League yang datang untuk membicarakan kompetisi ke depan.
Kegagalan itupun menjadi yang kedua. Sebelumnya, dalam pertemuan pertama yang dilakukan di tempat yang sama, pada 14 Maret lalu, kebuntuan terjadi setelah dari 12 klub yang diundang hanya Persib Bandung saja yang datang.
Meski demikian, PSSI, kata Bernhard Limbong, Penanggung Jawab Timnas yang merangkap sebagai Ketua Tim Rekonsiliasi PSSI, tidak akan berhenti. "Tetap akan ada upaya lanjutan seperti mendatangi klub itu satu per satu," jelas Limbong di Hotel Crowne Jakarta, Kamis (29/3) malam, kemarin.
Upaya itu memang tak salah, hanya saja Ketua PSSI versi KPSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti menganggap itu sudah terlambat. "Upaya itu sudah terlambat sekalipun Limbong mau mendatangi mereka sambil mengemis-ngemis," kata La Nyalla lewat pesan singkat kepada wartawan, Jumat (30/3).
Menurut La Nyalla, klub ISL sudah terlanjur sakit hati. Bukan hanya karena adanya klub gratisan yang masuk liga di kasta tertinggi, tapi juga karena keputusan-keputusan yang dikeluarkan Djohar Arifin cs. "Ini bukan soal kompetisi lagi, tapi sudah menyangkut soal organisasi yang sudah dibuat carut marut oleh Djohar Arifin."
Sementara itu, menyoal rencana PSSI versi KPSI melakukan rekonsiliasi dengan klub di IPL, La Nyalla membenarkan. "Saya nemang menawarkan rekonsiliasi pada klub anggota PSSI yang ada di IPL. Kami berharap mereka segera kembali kepada organisasi PSSI hasil KLB yang sudah sesuai dengan statuta. Pasti ada jalan keluarnya jika klub-klub di IPL mau kembali. Mumpung belum terlambat."
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar