Indonesia boleh bernapas lega. Dalam rapat yang digelar sejak 29 hingga 30 Maret, Komite Eksekutif FIFA mengeluarkan keputusan yang salah satunya berbunyi FIFA memberi perpanjangan deadline bagi Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Seperti yang dilansir dari situs resmi FIFA, fifa.com, Komek FIFA dalam putusannya menyatakan memberi perpanjangan waktu kepada PSSI hingga 15 Juni mendatang. Hal ini dilakukan agar PSSI bisa menyelesaikan masalah, terutama soal pengontrolan terhadap breakaway league.
Menyoal perpanjangan waktu itu sendiri, Djohar Arifin Husin, Ketua Umum PSSI, mengaku gembira dengan keputusan yang dikeluarkan Komek FIFA, Jumat malam waktu Zurich, Swiss itu. "Kami sangat bersyukur atas penundaan sanksi ini," kata Djohar ketika dihubungi wartawan, Sabtu (31/3).
"Kita juga ingin berterimakasih kepada AFC yang sudah mau membantu agar PSSI diberi penundaan waktu. Artinya mereka juga tidak ingin kita dihukum," sambungnya.
Rasa bersyukur itu tentu sah-sah saja. Hanya saja, kiprah Djohar cs. untuk menyelesaikan masalah masih tetap ditunggu. Pasalnya, jika permasalahan itu tak juga selesai hingga batas waktu yang ditentukan, masalah PSSI akan dilimpahkan kepada Komite Darurat FIFA. Bukan mustahil pula Indonesia bisa terkena sanksi.
"Karena itu, kami akan buktikan pada dunia kita bisa berdamai, menyelesaikan persoalan dengan usaha-usaha damai. Karena sudah tidak bisa lewat pertemuan, maka kita akan datangi mereka dengan cara door to door," terang Djohar.
Djohar menambahkan, cara itu akan dilakukan dalam waktu dekat ini. "Minggu depan kita mulai melakukannya. Mulai Senin besok, rencananya tim rekonsiliasi yang diketuai Bernhard Limbong juga akan menghubungi mereka (klub ISL) lebih dulu."
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar