AFC dipastikan turun tangan. Dengan menerjunkan tim Task Force yang diisi Wakil Presiden AFC, HRH Pangeran Abdullah lbni Sultan Ahmad Shah, anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC, Worawi Makudi, Sekjen AFC, Alex Soosay, dan Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan lnternasional AFC, James Johnson, AFC bakal ikut campur menyelesaikan kisruh yang terjadi di pesepakbolaan Indonesia.
Saat ditemui di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (9/4), Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin menyambut rencana AFC itu. "Sangat bagus ya, kami tentu akan menyambut baik rencana AFC tersebut, karena tim itu dibuat untuk membantu kita menyelesaikan masalah," kata Djohar.
Namun, tak hanya Djohar, keterlibatan AFC dalam menyelesaikan kisruh juga dinanti oleh Menegpora, Andi Mallarangeng. Usai bertemu dengan Djohar Arifin cs. di Gedung Kemenegpora, Senayan, Jakarta, Senin ini, Andi mengatakan, "Kami akan terbuka dan menyambut mereka. Harapan saya, nantinya ada solusi terbaik."
Tak ubahnya seperti dua pihak di atas, kedatangan tim Task Force juga bakal disambut baik oleh PSSI di bawah pimpinan La Nyalla Mahmud Mattalitti. Bahkan PSSI yang terbentuk dalam gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) itu akan memanfaatkan betul kedatangan tim AFC itu.
"Kita akan tunjukkan semua dokumen, mulai yang tebal hingga dokumen yang terakhir, dari foto, catatan, dan segalanya," terang Hinca Panjaitan, mantan Sekjen KPSI yang kini menjabat Ketua Komisi Disiplin PSSI versi KPSI, di Kantor KPSI, Senayan, Jakarta, Senin (9/4).
Tak hanya itu, PSSI versi KPSI, kata Hinca juga akan mempertemukan tim AFC itu dengan 81 pemilik suara yang terlibat dalam pemilihan Ketum, Waketum, dan sembilan anggota Komite Eksekutif di KLB, 18 Maret lalu itu.
"Kalau tim Task Force minta Minggu depan bertemu maka kita akan mendatangkan para voters. Para voters itulah pemilik PSSI sebenarnya. Karena itu, kita akan memfasilitasi pertemuan tersebut," sambung Hinca.
Menurut Hinca, pertemuan itu sangat penting untuk dilakukan. "Hal ini supaya tim Task Force tahu bahwa mandat kepengurusan PSSI seberang sudah dicabut oleh para voters."
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar