14 diharapkan mampu mengisi lubang-lubang kosong pembinaan pesepak bola usia dini yang seolah-olah ditinggalkan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Kompetisi LKG, Anton Sanjaya, menjelang ditutupnya putaran pertama kompetisi.
Menurut Anton, tidak mungkin pemain hebat muncul begitu saja di kompetisi senior. Dibutuhkan suatu kompetisi bagi pilar-pilar berusia muda agar dapat menopang prestasi sepak bola Indonesia.
"Dulu jaman perserikatan masih mengalami kompetisi usia muda, kompetisi anak gawang, karena klub-klub yang di bawah naungan perserikatan itukan berkompetisi," katanya ketika diwawancarai di Gelanggang Olah Raga (GOR) Ciracas, Minggu (15/4).
"Sejak 1994, sewaktu kompetisi amatir dan galatama dipersatukan, tim-tim eks perserikatan yang kemudian bergabung dengan kompetisi liga tertinggi tidak lagi menggelar kompetisi di usia muda," tambahnya.
Selain mengikuti latihan, para pemain muda tetap membutuhkan suatu kompetisi yang teratur dan berkualitas serta berkelanjutan. Dengan diadakannya LKG yang pesertanya berusia 14 tahun terbukti mampu menyumbang potensi-potensi muda untuk membela tim Merah-Putih di ajang internasional.
"LKG telah banyak mencetak pemain nasional. Di U16 menyumbang 6 orang. Di U15 yang mau berangkat ke Kinabalu ada 10 orang," ujar Anton.
Liga Kompas Gramedia musim 2012 dibuka pada Januari lalu dan rencananya berakhir pada Oktober mendatang. Ini merupakan musim ketiga terciptanya LKG sejak pertama kali diadakan pada Juli 2010.
Editor | : | Octa Kusuma Nugraha |
Komentar