Pemandangan tak lazim terjadi pada laga lanjutan Serie A antara Genoa vs Siena, Ahad (22/4). Pendukung garis keras Genoa (Ultras) mengamuk melihat penampilan buruk tim kesayangannya. Sempat tertunda 45 menit, laga ini akhirnya bisa diselesaikan setelah Giuseppe Sculli, yang juga cucu bos mafia, turun tangan.
Pertandingan itu terhenti di menit ke-54. Ultras Genoa di Stadion Luigi Ferarris marah besar melihat timnya tertinggal 0-4 dari tim promosi, Siena. Tak lama, usai Luigi Giorgi menjebol gawang Genoa untuk keempat kalinya, Ultras mulai berulah dengan melempar kembang api ke lapangan.
Situasi makin kacau setelah beberapa personil Ultras nekat memanjat pagar pembatas. Sadar kemarahan tifosi mulai memuncak, laga akhirnya dihentikan.
Kapten Genoa, Marco Rossi kemudian bergegas menemui Ultras di tribun belakang gawang. Alih-alih berdamai, Ultras justru meminta agar Rossi dan seluruh punggawa Genoa menanggalkan kostumnya. Ultras beranggapan para pemain Genoa tak pantas menggunakan kostum tim kesayangannya.
Rossi kembali kepada rekan-rekannya di lapangan dan berusaha mengabulkan permohonan Ultras. Ia meminta rekan-rekanya mencopot jersey-nya.
Usai mengumpulkan kostum beberapa rekannya, Rossi kembali menemui para tifosi untuk menyerahkan jersey sebagai tanda bahwa mereka telah menuruti kemauan Ultras. Seluruh punggawa Genoa mau melepas kostumnya, kecuali satu pemain, Giuseppe Sculli.
Mantan pemain Lazio itu tak mau mencopot kostumnya, ia memilih untuk bertemu langsung dengan Ultras dan bicara baik-baik untuk menemukan solusi terbaik.
Aksi Sculli patut diacungi jempol. Keberanian yang ia tunjukkan berhasil melunakkan amarah tifosi. Berperan sebagai negosiator, Sculli berhasil meyakinkan para tifosi agar laga tetap dilanjutkan. Sculli sendiri terlihat sempat menangis saat melakukan diskusi panjang dengan Ultras.
Laga itu akhirnya dilanjutkan setelah tertunda 45 menit. Genoa berhasil mencetak satu gol melalui bunuh diri Cristiano Del Grosso. Skor akhir 4-1 untuk Siena.
Sosok Sculli yang menyita perhatian. Siapa sangka ia ternyata cucu dari Giuseppe Morabito, seorang bos besar mafia terkenal di kawasan Calabria. Morabito adalah pemimpin kelompok bernama 'Ndrangheta yang punya nama besar seantero Italia. Sculli sendiri terbuka soal isu keluarganya ini. Beberapa waktu lalu ia sempat bicara panjang lebar mengenai silsilah kelurganya kepada salah satu media ternama Italia.
Well, seorang cucu bos mafia berhasil meredam emosi Ultras, namun aksi Ultras mendapat kecaman keras berbagai pihak tak terkecuali dari FIGC (Federasi sepak bola Italia) serta Presiden Genoa sendiri, Enrico Preziosi.
Presiden FIGC, Giancarlo Abete marah besar. Ia bahkan berencana menindak tegas para tifosi yang memicu kekacauan dengan tidak memberi izin masuk ke stadion seumur hidup.
"Iklim kekerasan di Genoa tidak bisa diterima," ujarnya kepada RAI. "Saya tidak menganggap orang-orang ini sebagai fans. Mereka tidak boleh menetapkan syarat untuk kelanjutan pertandingan semaunya. Sculli sangat tepat dengan menolak melepas kostumnya. Kita tidak boleh tunduk pada orang-orang ini."
Preziosi juga mengecam tindakan Ultras yang dinilainya bisa merusak mental para pemain.
"Fans harus mengerti bahwa ulah mereka bisa mempengaruhi penampilan tim. Bila pertandingan tidak dilanjutkan, maka kami akan mendapat pengurangan poin," ujarnya.
Amukan Ultras sendiri tak lepas dari fakta bobroknya penampilan Genoa musim ini. Hingga pekan ke-33 mereka hanya mengoleksi 36 poin dan duduk di peringkat 17, unggul satu poin dari Lecce di zona degradasi.
Editor | : | Husein Noval |
Komentar