Musim 1937/38, mungkin akan menjadi musim yang akan paling diingat dalam sejarah Manchester City. Di musim ini, City mengklaim trofi juara untuk kali pertamanya, sementara rival sekota mereka, Manchester United, harus terdegradasi ke Divisi Dua.
Pada awal 1930-an, Arsenal menjadi tim yang harus dikalahkan. Di bawah Herbert Chapman, The Gunners meraup titel juara selama tiga musim berturut-turut, musim 1932/33, 1933/34, dan 1934/35. Saat itu, Arsenal dipandang sebagai salah satu tim terbaik untuk tampil di kompetisi papan atas sepak bola Inggris.
Keadaan sedikit berubah di musim 1934/35. Sunderland yang finis di posisi kedua, pada tahun yang sama menjadi juara. The Black Cats mencetak 109 gol dalam 42 laga, untuk menyelesaikan musim dengan keunggulan delapan poin atas Derby County.
Arsenal tidak hanya mendapat sandungan dari Sunderland, tapi juga datang Manchester City. Jawara Piala FA 1934 ini dipertimbangkan sebagai salah satu tim yang paling serius dalam perburuan titel juara liga.
Skuad The Citizens saat itu ditangani oleh manajer Wilf Wild, yang terdiri dari Frank Swift, Billy Dale, Sam Cowan, Jimmy McMullan, Jackie Bray, Fred Tilson, Alec Herd, Ernie Toseland, Eric Brook, Sam Barkas, dan pemain legendaris United, Matt Busby. Namun, pada musim 1935/36, City hanya sanggup bertengger di posisi sembilan klasemen liga, meski sudah diperkuat oleh Busby.
Menjelang musim kompetisi 1936/37, keputusan mengejutkan diambil oleh Wild. Ia menjual Busby ke Liverpool dan juga Cowan ke Bradford. Setelah mendapatkan tambahan uang, Wild memutuskan untuk membeli Peter Doherty dari Blackpool sebesar 10,000 pound atau berkisar 149 juta rupiah untuk kurs mata uang sekarang, yang memecahkan rekor transfer klub. Lini depan The Citizens pun memiliki lima pemain berkualitas, seperti Brook, Herd, Tilson, Toseland, dan Doherty.
Hal yang sebaliknya terjadi pada United. Mereka sempat memenangi titel juara Divisi Satu pada 1908 dan 1911, tapi kemudian terdegradasi pada 1922 dan 1931.
Kubu United pun nyaris tidak lolos dari jurang degradasi Divisi Dua di musim 1934. United yang memiliki penyerang-penyerang seperti Tom Manley, Thomas Bamford, George Mutch, dan Henry Rowley, membawa kubu Setan Merah promosi ke kompetisi papan atas di musim 1936/37. Mereka juga mencatatkan torehan gol yang cukup mengesankan, 70 gol dalam satu musim.
Di akhir musim 1936, United yang berada di posisi terbawah papan klasemen liga, setelah memetik kemenangan kandang 3-2 atas City, hanya bisa meraih satu dari enam kemenangan dalam 23 laga pembuka.
Titik balik terjadi saat melakoni laga derbi Manchester pada 9 Januari 1937. Kemenangan 1-0 City atas United, membuat mereka mengklaim titel juara. City mencetak 13 kemenangan dan lima laga berakhir imbang dari 18 laga. Sementara United, hanya sanggup memetik empat kemenangan saja.
Secara keseluruhan, City mengoleksi 107 dalam satu musim. Selain itu, mereka juga menorehkan rekor pertahanan terbaik, di mana mereka hanya kebobolan 61 gol dalam 42 pertandingan. Yang membuat trofi juara pertama City menjadi semakin manis adalah saat United terdegradasi setelah menelan kekalahan 1-0 dari West Brom pada laga di akhir musim.
Namun, setelah sukses mengklaim trofi juara, pada musim berikutnya giliran City yang terdegradasi. The Citizens menorehkan rekor sebagai tim pertama yang menjadi juara dan harus terdegradasi satu musim kemudian. Selain itu, City sudah menjadi tim yang paling sering kebobolan, 80 gol dalam satu musim.
Sementara kubu United, sukses kembali lagi ke divisi utama pada saat City terdegradasi tapi baru bisa mengklaim trofi juara di musim 1952, saat ditangani oleh Sir Matt Busby.
Editor | : | Galih Rachdityo |
Komentar