Liverpool kembali ke Wembley Stadium untuk bertempur dengan Chelsea di final Piala FA pada Sabtu malam, (5/5) WIB. The Reds wajib mewaspadai peran striker The Blues, Didier Drogba.
Didier Drogba memang bukanlah predator buas seperti beberapa musim yang lalu, dimana ia sempat dua kali menjadi top skor Premier League, pada musim 2006/07 dan 2009/10.
Kini penyerang asal Pantai Gading berusia 34 tahun itu, hanya mampu mencetak 11 gol dari 30 kali penampilannya bersama Chelsea musim ini. Ia lebih sering berada di ruang perawatan akibat menderita cedera lutut. Tapi hal itu tidak akan membuat Liverpool bermain santai. Drogba tetap menjadi faktor yang akan mendapat perhatian khusus dari kubu Kenny Dalglish.
Bersama Chelsea era Roman Abramovich, Drogba sudah merasakan tiga kali menjadi juara Piala FA. Ia tidak hanya juara, namun selalu menjadi pahlawan karena selalu menceploskan bola di laga final kompetisi knock out tertua di dunia itu.
Final Piala FA musim 2006/07, Chelsea menang tipis 1-0 atas Manchester United. Drogba mencetak gol pada menit ke-116.
Final Piala FA musim 2009/10, Chelsea unggul tipis 2-1 atas Everton. Gol Saha sempat mengejutkan kubu caretaker, Guus Hiddink. Namun The Blues membalas lewat gol Drogba dan Lampard.
Semusim kemudian, pada final Piala FA musim 2010/11, Mantan pemain Marseille itu, kembali menggetarkan jala gawang Wembley Stadium pada menit ke-59. Drogba membawa Chelsea menjadi juara FA untuk keenam kalinya dan dua kali secara beruntun, usai mengalahkan Portsmouth 1-0.
Selain mewaspadai Drogba, The Kop juga perlu menciptakan rasa penyesalan mendalam kepada sang pengkhianat, Fernando Torres.
Editor | : | Brian Yosef |
Komentar