Rencana mogok yang akan dilakukan sejumlah pemain, baik itu dari kompetisi IPL maupun ISL, ditanggapi Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Ia menilai mogok bermain bukanlah solusi yang tepat.
"Pemogokan tidak akan menyelesaikan masalah, tapi malah bikin situasi jadi rumit," kata Djohar di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5).
"Dengan pemogokan itu, semua pihak tentu akan menjadi sulit. Income dari pertandingan juga nantinya tidak ada, klub kan jadi lebih sulit lagi menggaji pemain," sambungnya.
Oleh karena itu, Djohar pun berharap ancaman mogok seperti yang dikumandangkan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), beberapa waktu lalu, dipikir ulang.
"Mari kita sama-sama pikirkan bagaimana cara untuk keluar dari permasalahan ini," jelasnya.
Djohar menambahkan, saat ini klub-klub terutama yang berada di naung PSSI sedang berusaha semaksimal mungkin. Bahkan seperti yang diketahuinya, klub-klub rela untuk menggadaikan barang-barang untuk mendapatkan dana guna menggaji pemain.
"PSSI juga sedang berusaha dengan mencari beberapa peluang, salah satunya dengan mendorong pihak sponsor untuk membantu."
Sebelumnya, sejumlah pemain yang tergabung dalam APPI telah satu suara. Menyikapi tidak dipenuhi hak pemain, mereka sepakat melakukan mogok main apabila haknya, terutama mengenai gaji tidak dilunasi hingga 7 Juni mendatang.
Hanya saja, menurut Persiden APPI, Ponaryo Astaman, mogok menjadi upaya terakhir pemain. Dalam rentang waktu sebelum tanggal 7, mereka akan tetap berkomunikasi dengan klub yang belum memenuhi hak pemain.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar