Selain kabar baik, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dalam jumpa pers di Coffe Tofee, Jakarta, Kamis (7/6), juga memberi kabar buruk bagi sejumlah klub yang belum memenuhi hak pemainnya. Seperti yang disebutkan Presiden APPI, Ponaryo Astaman, para pemain dari klub yang sampai saat ini belum melunasi kewajibannya berencana mogok berlatih maupun bermain.
Dari informasi yang didapat, Ponaryo membeberkan bahwa pemain yang akan mogok cukup banyak. "Misalnya pemain PSMS ISL. Dari informasi yang kami dapat dari para pemain PSMS, mereka akan berencana mogok berlatih setelah laga away melawan Persiwa. Pemain akan mogok sejak 12 Juni apabila belum ada pembayaran," terang gelandang Sriwijaya FC itu.
Sementara itu, para pemain Persiwa yang belum mendapat gaji selama empat bulan, dikatakan Ponaryo berencana tidak akan bermain saat melawan Persidafon, 12 Juni mendatang. Sedangkan di IPL, Bima Sakti selaku anggota Komite Eksekutif APPI, menyebut bahwa pemain yang akan mogok juga akan cukup banyak.
"Pemain PSM Makassar yang belum digaji selama tiga bulan, mereka pagi ini masih latihan, tapi jika klub tidak juga memenuhi hak pemain, mereka akan mogok latihan dan mogok bermain terhitung sejak 7 Juni ini. Sementara di Persiraja Banda Aceh ada rencana pemain asingnya akan mogok. Para pemain Bontang FC juga seperti itu," sambung kapten Persema Malang itu.
Bima menilai apa yang akan dilakukan para pemain itu sangat wajar pasalnya pemain punya keluarga dan mereka secara otomatis harus bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal serupa juga disampaikan Wakil Presiden APPI, Bambang Pamungkas.
"Kita tentu ingin dibayar sesuai kontrak, jika tiga belum dibayar, tentu kami berharap tiga bulan itu dibayar. Jadi ini sangat wajar apabila klub tidak melunasi tunggakannya," terang Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas.
Akan tetapi, APPI organisasi yang menaungi para pemain di Indonesia berharap pemain tetap tampil profesional. "Kita tetap menghimbau kepada mereka untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai pemain profesional," terang Ponaryo.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar