Pertemuan dua PSSI dengan tim Task Force AFC di Kuala Lumpur, Malaysia, yang telah dilakukan sejak Rabu (6/6) kemarin, berjalan lancar. Bahkan di hari kedua, PSSI di bawah komando Djohar Arifin Husin dan PSSI versi KPSI juga penyelenggara ISL sudah sepakat untuk berjalan beriringan memperbaiki sepak bola Indonesia.
Seperti yang dilansir situs resmi AFC, the-afc.com, dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani semua pihak, dua PSSI menyepakati berbagai hal untuk menunjang adanya perbaikan di sepak bola nasional. Salah satunya pembentukan komite gabungan yang nantinya membuat liga sepak bola profesional yang baru.
"Pembentukan komite gabungan itu bagus," kata Staf Ahli bidang Hubungan Internasional PSSI, Rudolf Yesayas, di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/6).
"Selama ini adanya dua liga di mana satu resmi dan satu lainnya disebut breakaway league itu kan telah memberi hasil buruk kepada sepak bola kita. Oleh karena itu, kita harapkan dibentuknya komite gabungan membuat tim sepak bola Indonesia lebih andal," sambungnya.
Selain bertugas untuk membuat liga profesional baru, komite gabungan akan bekerja sama dengan FIFA dan AFC untuk berbagai hal lainnya. Di antaranya meninjau statuta dan menyelesaikan masalah yang ada di asosiasi lainnya.
Sementara itu, berbicara mengenai akan kembalinya empat anggota Komite Eksekutif: La Nyalla, Tony Aprilani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan yang sebelumnya diberhentikan oleh PSSI Johar, Yesayas tampak tidak setuju.
"Mudah-mudahan itu salah tulis. Jika itu jadi bargaining poin dari pertemuan tersebut, tentu itu sangat disayangkan. Banyak orang yang loyal, perhatian, dan sungguh-sungguh mau memajukan sepak bola nasional, daripada mereka yang hanya datang mencari keributan, justru tidak menunjang sepak bola."
"Akan tetapi, kita lihat nanti seperti apa. Saya sendiri sebenarnya belum bisa berbicara banyak. Kalau sudah baca MoU tersebut mungkin saya tahu esensinya apa," sambung Yesayas.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar