Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wimbledon Hanya Gladi Resik Untuk Olimpiade

By Oka Akhsan M. - Senin, 25 Juni 2012 | 01:18 WIB
Rafael Nadal
Clive Rose/Getty Images Sport
Rafael Nadal

Sebuah turnamen Grand Slam biasanya memiliki prestise dan tradisi tersendiri. Namun, Wimbledon tahun ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekadar gladi resik bagi petenis top dunia sebelum turun di Olimpiade. 

Hanya seminggu setelah Wimbledon usai, petenis top akan melepas kostum putih mereka dan kembali ke London di bawah bendera negara masing-masing untuk bertanding di Olimpiade. Sulit untuk dibayangkan bagaimana petenis hebat justru mencari gelar di luar empat seri Grand Slam yang menentukan kesuksesan dan kegagalan karier seorang pemain.

Namun, petenis top masa kini memandang Olimpiade sama pentingnya dengan Grand Slam. Juara bertahan Wimbledon, Novak Djokovic, meyakini Olimpiade adalah "puncak dari semua olah raga", juara Prancis Terbuka 2012, Rafael Nadal, menggambarkan Olimpiade sebagai "kompetisi terpenting di dunia olah raga", sementara Serena Williams mulai merasakan "kupu-kupu kecil di perut" ketika gelaran di London itu semakin dekat.

Ketika pertama kali tenis masuk sebagai olah raga yang dipertandingkan di Olimpiade, pada 1988, petenis dunia hanya menganggapnya sebagai selingan dan beberapa bahkan tidak turun sama sekali. Pandangan tersebut perlahan berubah karena Olimpiade saat ini seakan memiliki daya tarik tersendiri bagi petenis top.

"Bertanding di Olimpiade memiliki emosi berbeda karena kalian tidak hanya bertanding untuk diri sendiri, tapi juga membawa nama bangsa. Jadi, semua petenis pasti merasakan gairah tersendiri jelang Olimpiade," ujar Djokovic kepada Reuters.

"Saya merasa terhormat bisa mewakili Serbia empat tahun silam di Beijing. Meski hanya meraih medali perunggu, saya menganggap pencapaian tersebut prestasi terbaik sebagai seorang atlet profesional," lanjut Djokovic.

Apa yang dirasakan Djokovic ternyata dialami Roger Federer. Sama seperti Djokovic, pengoleksi 16 gelar Grand Slam itu juga menangis ketika meraih emas di nomor ganda pada tahun yang sama.

"Jika Roger memenangi nomor ganda di Grand Slam, saya pikir tidak akan seemosional itu. Bahkan Novak meneteskan air mata ketika meraih medali perunggu. Kalian tidak mungkin melihat itu semua jika ia kalah di semifinal Grand Slam," kata petenis nomor empat dunia, Andy Murray.

Serena Williams juga menjuarai nomor ganda bersama sang kakak, Venus, pada 2008. Duo Amerika Serikat itu telah mengisyaratkan untuk kembali bermain bersama di London.

"Akan sangat menyenangkan jika kami berkesempatan untuk bermain di nomor ganda lagi. Saya telah dua kali tampil di Olimpiade dan meraih dua medali emas, sungguh membanggakan," sebut Serena.


Editor : Oka Akhsan M.


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X