Sebuah pelajaran berharga diperoleh tim PON Aceh pada ujicoba di Manila Filipina. Dalam dua pertandingan melawan Far Eastern University (FEU), bagaimana konsistensi memegang peranan penting dalam sebuah pertandingan.
Pada pertandingan pertama melawan tim utama FEU yang berlaga di UAAP, tim PON Aceh dikalahkan 42-94. Pada laga kedua melawan FEU Junior, Surliyadin dkk. kembali menelan kekalahan 61-78.
Pada laga pertama, FEU memang dominan di semua lini. Apalagi mereka memiliki dua pemain FilAm yang tinggi besar dan menyulitkan permainan tim PON Aceh.
"Melawan tim senior FEU, mereka memang di atas kita. Sulit sekali bisa mengimbangi mereka sekalipun," kata Lukman Hasibuan, pelatih kepala tim PON Aceh.
"Namun, kita mendapatkan pelajaran bagaimana memaintain hati dan kepercayaan diri melawan tim sekelas FEU," kata Lukman. Karena tidak puas dengan mental bertanding para pemain utama, Lukman mengganti starter dengan para pemain cadangan.
"Justru para pemain cadangan improved. Mereka seakan tidak peduli dengan nama besar FEU. Itu membuat pemain-pemain FEU merasakan perlawanan kami," kata Lukman.
Pada pertandingan kedua semalam di lapangan bola basket milik FEU,Aceh kembali menurunkan starter alternatif. "Itu bagian dari pematangan mental para pemain utama. Mereka tidak bisa seenaknya dan tidak menjaga fokus, mesti statusnya pemain utama," ungkap Lukman.
Aceh tertinggal 44-27 di babak pertama. Usaha keras dan tekanan pelatih ke pemain membuahkan hasil di babak kedua. Aceh tertinggal 67-45 di akhir kuarter ketiga, sebelum pertandingan ditutup dengan 78-61.
"Sekali lagi, dua pertandingan melawan FEU memberikan banyak masukan bahwa masih banyak celah di tim kami. Inilah yang akan kami perbaiki saat pulang di Bandung nanti," kata Lukman. Tim PON Aceh memang melakukan pemusatan latihan di Bandung.
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar