Mubarak, percaya perjuangan klub untuk mempertahankan Carlos Tevez pada transfer window Januari 2012 merupakan bukti nyata dominasi kekuasaan klub atas pemain mereka. Saat itu Tevez sempat dikabarkan akan diijual karena berseteru dengan Roberto Mancini.
Pemain asal Argentina ini diramalkan akan meninggalkan Man. City setelah bertengkar dengan sang pelatih. Tevez menolak untuk melakukan pemanasan saat The Citizens bentrok dengan Bayern Muenchen di turnamen Liga Champion.
Terbawa emosi, Mancini mengatakan bahwa ia tidak akan lagi memberikan kesempatan bagi Tevez untuk bermain. Namun, transfer mantan pemain Manchester United ini akhirnya gagal meski diminati oleh AC Milan dan Internazionale.
Tevez akhirnya bermain kembali di Eastlands setelah absen empat bulan. Ia juga memiliki peran penting dalam membantu tim merebut tahta pertama Liga Premier dari mantan klubnya.
Di buku terbaru tentang Man. City yang berjudul Richer than God, sang ketua mengatakan masalah Tevez adalah sebuah perjudian besar baginya.
"Itu seperti perjudian bagi saya ketika tidak menjual Tevez ke AC Milan pada Januari lalu. Ia bisa saja bersama Milan dan mendapatkan tempat utama tetapi Tevez akan kehilangan 'nilai' dirinya. Saya tegaskan kami bukanlah orang-orang kaya yang dapat dimanfaatkan, untuk memberikan apa yang dia inginkan dan membiarkan bursa pemain mengacaukan tim kami," kata Mubarak dilansir ESPN.co.uk.
Editor | : | Windu Puspa Ningtyas |
Komentar