Jika melihat sebuah tim sepak bola saat ini, banyak sekali pemain dengan ego tinggi, menuntut gaji besar, namun akhirnya gagal bersinar. Pemain tersebut berpikir mereka lebih besar dari klub. Jarang sekali seorang pemain bermain dengan rasa cinta kepada klub, seperti apa yang diperlihatkan Paulo Ferreira di Chelsea.
Mungkin banyak yang tercengang ketika melihat daftar skuad Chelsea untuk Liga Champion dan Premier League musim ini. Sebagian besar lagi kemudian baru menyadari ternyata Paulo Ferreira masih tercatat sebagai pemain di tim utama Chelsea.
Ferreira berposisi asli sebagai bek kanan. Namun, ia bisa dimainkan di seluruh posisi di belakang, bahkan tidak kikuk ketika diturunkan sebagai gelandang bertahan. Kelebihan mampu bermain di berbagai posisi itulah yang membuat Ferreira bisa bertahan di Chelsea meski saat ini telah berusia 33 tahun.
Ferreira juga merupakan tipe pemain yang setia kepada klub yang dibelanya. Ia bisa saja bergabung dengan klub lain demi mendapat peran sebagai pemain utama, namun ia memilih tetap tinggal di Chelsea meski hanya menjadi pelapis.
Ferreira merupakan pemain yang selalu dapat diandalkan. Bahkan, meski jarang tampil sepanjang musim, ia mampu memperlihatkan permainan yang solid ketika diturunkan. Itulah mengapa Chelsea hingga saat ini masih percaya pada kemampuan Ferreira.
Ferreira datang ke Chelsea setelah diboyong Jose Mourinho dari Porto pada 2004 ketika masih berusia 25 tahun dan termasuk dalam salah satu bek kanan terbaik di Eropa. Pemain dengan banderol 13,2 juta pound atau sekitar 200 miliar rupiah itu bahkan langsung menjadi pujaan fan The Blues setelah tampil impresif dalam dua musim pertama.
Posisi Ferreira mulai digeser Khalid Boulahrouz dan Geremi pada musim 2006/07. Kebijakan Mourinho yang memainkan Lassana Diarra sebagai bek kanan juga semakin mengurangi menit bermain Ferreira. Namun, ia tetap menjadi pilihan utama dan bermain penuh selama 120 menit ketika Chelsea menang 1-0 atas Manchester United di final Piala FA.
Kedatangan Juliano Belletti dan dimainkannya Michael Essien sebagai bek kanan, membuat Ferreira harus rela kembali menjadi pilihan ketiga. Jika kebanyakan pemain akan merasa frustrasi dan meninggalkan klub, tidak demikian dengan Ferreira. Ia justru semakin berjuang, berlatih lebih keras, dan memanfaatkan dengan baik ketika kesempatan datang.
Sebagai manusia biasa, Ferreira juga punya kelemahan. Jika membuat kesalahan, ia terkadang sulit melupakannya sehingga memengaruhi penampilan sepanjang musim. Meski demikian, ia tetaplah bek kanan handal yang dibutuhkan Chelsea. Bahkan, mayoritas fan Chelsea di Inggris lebih menyukai Ferreira dibanding Jose Bosingwa yang telah hengkang ke QPR.
Tak hanya di Chelsea, Ferreira juga menjadi andalan di lini pertahanan tim nasional Portugal. Buktinya, ia tercatat telah 61 kali membela Selecao dan bermain dalam empat turnamen besar sebelum memutuskan pensiun pada 2010.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Komentar