marah di ruang ganti pemain. Ia mengaku tidak terlalu suka dengan hal tersebut.
Ferguson memang dikenal sebagai pelatih bertempramen tinggi dan tegas terhadap pemainnya. Jika Setan Merah menderita kekalahan, arsitek asal Skotlandia itu tak segan membentak sambil berteriak kencang. Kebiasaan tersebut dikenal dengan istilah hairdryer.
Wayne Rooney merupakan salah satu korban hairdryer Ferguson. Ketika sedang bermain buruk dalam sebuah pertandingan, ia selalu menjadi target kemarahan sang pelatih.
"Tidak ada yang lebih buruk daripada terkena hairdryer Ferguson. Manajer berdiri di tengah-tengah, menatap saya, dan berteriak tepat di depan wajah. Saya merasa seperti menempatkan kepala di hairdryer berkekuatan tinggi. Itu mengerikan, " kata Rooney seperti dikutip Mirror.
"Saya tidak suka diteriaki oleh siapa pun. Itu sangat sulit untuk diterima. Jadi, terkadang saya suka berteriak juga ke arah dia," imbuhnya.
Rooney bukanlah satu-satunya pemain yang terna hairdryer Ferguson. Mantan rekan satu timnya yang kini membela Sunderland, Louis Saha, juga mengalami hal serupa. Penyerang asal Prancis itu kena semprot setelah gagal mengeksekusi penalti dalam laga kontra Celtics di Liga Champion 2006.
"Itu adalah hairdryer terburuk yang pernah saya lihat. Dia berdiri di depan wajah Saha, lalu berteriak dengan kencang," tuntas Rooney.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Komentar