Meski seret prestasi dalam beberapa musim terakhir, namun Liverpool tetap menjadi musuh nomor satu fans Manchester United. Saking panasnya perselisihan membuat suporter kedua tim dalam beberapa tahun belakangan membuat ejekan terkait tragedi yang telah menimpa dua raksasa Inggris ini.
Liverpudlian, sebutan untuk suporter setia Liverpool, melontarkan ejekan terkait Tragedi Muenchen 1958. Padahal kecelakaan pesawat terbang yang terjadi pada 6 Februari 1958 di bandar udara Munich-Riem, Jerman, ini menyisakan luka mendalam bagi Manchester United. Bagaimana tidak, delapan pemain, dan tiga staf Setan Merah menjadi korban jiwa dari total 23 nyawa yang meninggal.
Sebaliknya, Tragedi Hillsborough menjadi bahan sindiran para fans Manchester United. Dalam tragedi yang terjadi pada 15 April 1989 di stadion Hillsborough ini, total 96 nyawa melayang, dimana seluruh korban merupakan Liverpudlian. Jumlah ini pun tercatat sebagai yang tertinggi dalam sejarah kecelakaan stadion di seantero Britania Raya.
Ejekan terkait tragedi ini jelas membuka kembali sejarah kelam kedua klub. Wajar bila akhirnya manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, meminta para suporter dua rival abadi ini berhenti meneriakkan sindiran kala keduanya bertemu di pekan kelima Premier League, Minggu (23/5).
Apalagi Panel Independen yang menyelidiki kasus Hillsborough baru-baru ini membebaskan Liverpudlian dari tudingan sebagai pihak yang bersalah dalam insiden Hillsborough. Setelah menunggu selama 23 tahun, keputusan ini seolah menjadi pelurusan sejarah sepak bola Inggris.
Sir Alex berharap tragedi Hillsborough tak lagi mencuat sebagai bahan ejekan terhadap kubu Liverpool. Seraya menyatakan Tragedi Muenchen 1958 pun sejatinya tak patut dijadikan sindiran terhadap klub yang diasuhnya.
"Kedua klub ini telah menderita tragedi mematikan yang luar biasa. Mungkin pengungkapan ini akan menjadi akhir terkait sikap kedua suporter," kata Fergie di situs resmi tim.
Editor | : | Octa Kusuma Nugraha |
Komentar