Hasil rapat kedua Komite Bersama di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/9), memunculkan lima poin penting. Satu di antara mengenai penyatuan liga. Namun, realisasi mengenai penyatuan liga itu tampaknya tidak akan mudah. Sejumlah klub ISL dipastikan menolak apabila nantinya diambil 10 tim terbaik dari dua kompetisi untuk disatukan ke dalam liga baru.
"Ya, jika diambil 10 dari kiri dan 10 dari kanan, klub ISL secara bulat menolak hal itu," kata CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono di Hotel Park Line, Jakarta, Kamis (27/9) malam.
Jokdri, sapaan Joko Driyono bisa memaklumi. Seperti yang dinilainya penyatuan liga tidaklah gampang. Menurut Jokdri banyak hal yang harus diperhatikan, seperti promosi dan degradasi.
"Walau penyatuan ada di kompetisi tertinggi, tentu kita harus memperhatikan kompetisi di bawahnya. Jadi, harus berhati-hati dan jangan hanya melakukan pendekatan pragmatis saja."
Lebih jauh, Jokdri meyakini apabila kompetisi digabung tanpa memperhatikan hal di atas, maka peluang terjadinya konflik di liga bisa kembali terjadi.
"Karena itu, kami akan tetap memperhatikan mana yang menjadi hak dari klub di kompetisi di bawah ISL. Dalam proposal kami, tahun 2013-2014 akan menjadi masa transisi dan pra-kualifikasi. Di tahun terakhir jelang adanya liga baru, promosi dan degradasi diabaikan karena yang lolos di liga hasil unifikasi merupakan klub yang sudah lolos proses verifikasi," tutup Jokdri.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar