Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sejarah Kelam El Clasico

By Randy Wirawan - Sabtu, 6 Oktober 2012 | 20:31 WIB
Barcelonistas, kemenangan adalah kemerdekaan semu.
David Ramos/Getty Images
Barcelonistas, kemenangan adalah kemerdekaan semu.

Bagi masyarakat Catalan, El Clasico merupakan ajang perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol yang diwakili Real Madrid. Kemenangan atas Madrid ibarat kemerdekaan semu bagi mereka. Jika kemenangan adalah kemerdekaan, maka Barcelona dianggap sebagai simbol perjuangan bagi publik Catalan untuk lepas dari tirani.

Setiap kali tajuk El Clasico berkumandang, Real Madrid seolah menjadi sosok antagonis dalam sebuah serial telenovela. Keidentikan Los Blancos tersebut tersemat bukan tanpa alasan.

Biang keroknya siapa lagi jika bukan karena seorang tokoh fasisme Spanyol, Jenderal Francisco Franco. Diktator kejam karena telah membunuh banyak orang demi misi mendirikan negara Spanyol. Keinginan bangsa Catalan yang ingin merdeka dan terlepas dari jajahan Spanyol yang menyulut kebencian mendalam Franco.

Sang diktator sangat menyukai Real Madrid yang dianggap sebagai perlambang Spanyol dan membenci Barcelona yang skuadnya terdiri dari orang-orang Catalan.

Pernah dalam sebuah pertandingan, Barcelona dipaksa mengalah kepada Madrid hingga kalah 1-11. Lebih tragis lagi Franco membunuh presiden Barcelona, Joseph Sunol dan membombardir markas Los Azulgrana dengan bom.

Peristiwa itu yang melatarbelakangi image antagonis Madrid di mata warga Catalan. Hingga sekarang menjelang pentas El Clasico edisi ke-222, isu politik setia mengiringi.

Kini di jaman sepak bola moderen, saat sebuah klub tidak lagi dimiliki secara eksklusif oleh satu bangsa atau golongan tertentu, nyatanya Barcelona dianggap hak milik paten warga Catalan.

Berbeda dengan Madrid yang menganggap kemenangan hanya bernilai tak lebih dari tiga poin. Bagi bangsa Catalan, kemenangan Barcelona adalah segalanya, sebab itu bagaikan obat borok yang tak pernah kering.

Pantas saja Steve McManaman mengatakan jika rivalitas Barcelona dengan Madrid berbeda dari rivalitas Liverpool dengan Manchester United, bahkan mungkin rivalitas klub di seluruh belahan bumi manapun.


Editor : Jaka Sutisna


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X