Pengembalian empat anggota Komite Eksekutif seperti yang diamatkan MoU juga hasil rapat kedua Komite Bersama, dipastikan tak berjalan. Salah satu anggota Komek yang dipecat, La Nyalla Mahmud Mattaliti mengindikasikan keengganan menuruti persyaratan yang dimunculkan oleh Sekjen PSSI, Halim Mahfudz.
Menurut La Nyalla, keenganannya bukan tanpa sebab. Berpatokkan dengan MoU dan hasil rapat kedua Komite Bersama, La Nyalla menegaskan pengembalian empat Komite Eksekutif tanpa melalui persyaratan apapun.
Oleh karena itu, tiga persyaratan yang diterbitkan PSSI: yang pertama, empat anggota Komek harus mengajukkan permohonan maaf kepada Ketua Umum PSSI dan PSSI secara lembaga, kedua menyampaikan pernyataan akan patuh terhadap aturan, kode etik maupun norma, ketiga, mencabut keaktifan dari KPSI dan membubarkan KPSI, tidak beralasan.
"Kami empat Komek tidak bakal meminta maaf kepada saudara Ketua Umum PSSI. Justru saudara Djohar-lah yang seharusnya meminta maaf kepada insan sepak bola Indonesia. Ia sudah menyalahgunakan kewenangan yang telah diamanatkan kepadanya," jelas La Nyalla, Jumat (12/10).
"PSSI juga telah melanggar statuta, mereka merubah jumlah peserta liga dari 18 ke 24 tanpa melalui Kongres. PSSI juga melakukan kloning terhadap beberapa klub seperti PSMS, Persebaya, Persija, dan Arema. Oleh itu, PSSI harus meminta maaf kepada masyarakat pecinta sepak bola Indonesia," sambungnya.
Lebih jauh, La Nyalla juga menegaskan bahwa dirinya beserta tiga anggota Komek: Tony Aprilani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan, tidak akan mundur dari KPSI. Apalagi membubarkan komite yang menggagas Kongres Luar Biasa di Ancol.
"Sebagai Ketua Umu PSSI hasil KLB Ancol saya didukung oleh 452 voters. Karena itu saya tidak mungkin mundur dari KPSI," jelas La Nyalla.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar