Konflik sepak bola Indonesia yang tidak kunjung selesai membuat klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) Pelita Jaya dan Persisam Putra Samarinda mempertanyakan kinerja dari Joint Committee (JC).
Joint Committee sebagai lembaga yang dibentuk oleh tim Task Force Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memiliki tugas untuk membantu menyelesaikan permasalahan sepak bola di Indonesia.
Namun, sejak dibentuk di Kuala Lumpur, Malaysia pada Mei 2012, JC yang dianggotai oleh empat orang perwakilan dari PSSI dan empat orang perwakilan dari KPSI belum memperlihatkan hasil menggembirakan. Bahkan tarik ulur dua belah pihak yang berseteru terus terjadi di forum JC, akibatnya JC pun terus mandeg.
Menurut Pengurus Pelita Jaya, Lalu Mara Satriawangsa, sampai saat ini JC belum bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat. Padahal mereka sudah diberi mandat oleh AFC.
Mengenai hal itu, Politisi Partai Golkar itu mengajukan tiga tuntutan kepada JC, yang muaranya agar forum tersebut segera bekerja menuntaskan konflik di tubuh PSSI.
"Pertama, JC harus menuntaskan segala hal yang sudah diamanatkan oleh AFC. Kedua, penyelesaiaan masalah tersebut haruslah melalui dialog yang intensif. Dan ketiga, keputusan rapat harus disampaikan kepada media secara tertulis yang ditandatangani oleh seluruh anggota JC, sehingga tidak ada multi tafsir,"ujarnya saat dihubungi, Kamis (18/10).
Sementara itu, Pemilik Persisam Samarinda Harbiansyah Hanafiah menyoroti perbedaan persepsi yang sering terjadi dalam rapat Joint Committee. Salah satunya adalah perbedaan persepsi mengenai penentuan status 32 klub terhukum yang berkompetisi di bawah pengelolaan PT Liga Indonesia.
"PSSI mengumumkan masih menghukum 32 klub ISL tetapi diwaktu yang bersamaan memanggil pemain yang berlaga di ISL untuk memperkuat Timnas. Ini merupakan satu hal yang sangat bertolak belakang yang disampaikan di waktu yang bersamaan sampai lupa point-point kesepakatan dengan AFC di Kuala Lumpur," tuturnya.
Harbiansyah Hanafiah mengharapkan, kepada semua pihak supaya memberikan solusi yang tepat dan menghentikan semua kisruh yang terjadi. Dia menyesalkan persoalan yang selalu diperuncing oleh perbedaan tafsir atas nota kesepahaman (MoU) Joint Committee.
Pada rapat Joint Committee di Kuala Lumpur, Malaysia, September 2012, disepakati beberapa poin mengenai Rekonsiliasi Liga Profesional, Pengembalian Empat Komite Eksekutif, Tim Nasional Indonesia, Revisi Statua PSSI, dan Kongres PSSI.
Laporan Tribunnews/Glery Lazuardi
Editor | : | Wahyu Seto |
Komentar