23 melawan Persis Solo di Stadion Manahan Solo, Sabtu (20/10), tak hanya dimanfaatkan Pasoepati untuk menunjukkan eksistensinya saja. Di sisi timur stadion, beberapa Pasoepati coba menyikapi adanya dualisme di sepak bola Indonesia, yang ikut menerpa Persis.
Dalam spanduk putih yang di bawa, beberapa Pasoepati menunjukkan betapa rusaknya sepak bola Indonesia apabila dualisme terus dipelihara. Harapan agar dualisme diakhiri, sudah barang tentu juga diinginkan Pasoepati.
"Dualisme=Bobrok," tulis beberapa Pasoepati dalam spanduk putih.
Sejak adanya dua kompetisi, Persis Solo juga ikut terbelah. Perpecahan di jajaran pengurus Persis Solo dilaporkan yang menjadi penyebab tim berjuluk Laskar Sambernyawa ini untuk pertama kalinya harus terpecah menjadi dua.
Satu tim Persis Solo bermain di kompetisi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo, adapun satu tim lainya bermain di kompetisi Divisi Utama PT. Liga Indonesia. Perpecahan itu justru membawa dampak negatif. Dua tim Persis tak berprestasi di dua turnamen tersebut.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar