tim yang musim lalu menempati posisi bawah bisa menjadi batu ganjalan.
Salah satu kejutan adalah takluknya MVP musim lalu Yanuar Dwi Priasmoro bersama Bimasakti Nikko Steel Malang dari Pacific Caesar Surabaya 46-43. Kekalahan tersebut cukup mengejutkan karena materi Bimasakti di atas Pacific.
Namun, itu tidak membuat pelatih Bimasakti William McCammon sedikit risau. Begitu juga dengan tiga kekalahan beruntun selanjutnya. Bimasakti baru menang atas NSH GMC Riau pada penyisihan hari terakhir.
"Turnamen ini hanya pramusim, jadi saya tak terlalu risau. Tentu saja saya ingin memenangi setiap pertandingan. Namun, memang butuh kerja keras untuk itu. Di musim reguler ini akan kami perbaiki," kata William McCammon.
Sebaliknya, Pacific justru menjadi korban kejutan berikutnya. Melawan tim juru kunci musim lalu NSH GMC Riau, mereka menyerah 58-55. Kekalahan tersebut membuat pelatih Pacific Eddy Santoso kecewa berat. Dia menegaskan, konsentrasi timnya menjelang musim reguler adalah memperbaiki mental bermain.
Kalah melawan tim yang berada di bawah tidak boleh terjadi lagi. Itu mengganggu target Pacific untuk menembus champiohnship series untuk berada di delapan besar.
Kejutan terbesar di preseason adalah kekalahan Stadium atas Tonga BSC Jakarta 59-63 (19/10). Padahal, sebelumnya Stadium tampil baik untuk menundukkan Hangtuah Sumsel IM 82-75 (15/10). Ini mengejutkan karena mental BSC ambruk setelah kalah 112-45 melawan Pelita Jaya Esia Jakarta. ''Kemenangan ini menjadi modal berharga kami di musim reguler. Kalau anak-anak defensenya bagus, kami bisa menang,'' tandas Bintoro, pelatih BSC.
Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar